Tragedi di Gaza: Tujuh Bayi Meninggal Akibat Cuaca Dingin dan Krisis Kemanusiaan
- AP
Gaza, VIVA – Seorang pejabat Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengungkapkan bahwa tujuh bayi meninggal akibat cuaca dingin ekstrem di Jalur Gaza pada akhir Desember 2024. Ricardo Pires, manajer komunikasi UNICEF, menyampaikan kepada Anadolu bahwa sejak 23 Desember, bayi-bayi tersebut kehilangan nyawa akibat kurangnya tempat perlindungan yang memadai.
“Kematian ini tragis dan seharusnya bisa dicegah,” ujar Pires. Ia menyoroti buruknya kondisi yang dihadapi keluarga di Gaza selama lebih dari 14 bulan, di mana cedera akibat dingin seperti radang dingin dan hipotermia mengancam nyawa bayi baru lahir dan anak-anak yang tinggal di tenda atau tempat penampungan sementara yang tidak layak.
Pires memperingatkan bahwa jumlah kematian anak-anak bisa terus bertambah seiring suhu yang terus menurun. “Anak-anak kecil, terutama bayi baru lahir dan mereka yang rentan secara medis, menghadapi risiko lebih besar dalam kondisi ini,” katanya.
Selain ancaman cuaca dingin, krisis kemanusiaan yang lebih luas melanda Gaza, termasuk kekurangan tempat berlindung, gizi, dan layanan kesehatan yang memadai.
UNICEF berkomitmen untuk terus mendistribusikan pakaian musim dingin, selimut, dan perlengkapan darurat bagi anak-anak di Gaza. Namun, Pires mengakui bahwa bantuan kemanusiaan yang tersedia masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan besar di wilayah tersebut.
Krisis di Gaza semakin parah akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan hampir 45.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Blokade ketat yang diberlakukan Israel telah mendorong 2,3 juta penduduk Gaza ke ambang kelaparan.
Selain itu, tindakan Israel di Gaza mendapat perhatian internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kasus genosida terhadap Israel juga sedang ditangani di Mahkamah Internasional.
UNICEF dan komunitas internasional terus menyerukan upaya untuk menghentikan krisis kemanusiaan di Gaza, memberikan perlindungan bagi warga sipil, dan memastikan anak-anak tidak menjadi korban dari konflik yang berkepanjangan.