Jeju Air Enggan Berkomentar Soal Penyebab Kecelakaan Pesawat Mematikan di Bandara Muan
- YONHAP
Korsel, VIVA – Kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, menewaskan 179 orang pada Minggu, 29 Desember 2024. Hanya dua orang yang selamat dari kecelakaan ini dan menjadikannya sebagai salah satu kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan.
Menyikapi tragedi tersebut, Jeju Air bergerak cepat untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban, dilansir dari The Korean Herald.
Sejak Minggu sore, sekitar 300 karyawan Jeju Air, termasuk CEO perusahaan telah berada di lokasi kejadian untuk membantu keluarga korban.
"Sejak kemarin sore, sekitar 300 karyawan Jeju Air telah berada di lokasi, termasuk CEO, berinteraksi langsung dengan keluarga korban dan membantu pengaturan pemakaman," kata Song Kyung-hoon selaku Kepala Divisi Dukungan Manajemen Jeju Air dalam sebuah konferensi pers di Hotel Mayfield, Seoul.
Selain itu, Jeju Air juga telah menyiapkan akomodasi bagi keluarga korban yang datang dari berbagai daerah dengan menginap di hotel-hotel lokal sekitar bandara.
Bagi keluarga yang tidak mendapat tempat di hotel, Jeju Air menyediakan tempat penampungan sementara di Universitas Nasional Mokpo.
Jeju Air juga memastikan bahwa keluarga korban akan mendapatkan kompensasi melalui klaim asuransi. Pesawat yang mengalami kecelakaan ini telah diasuransikan dengan total $1,03 miliar atau setara Rp 15 triliun yang mencakup biaya kerusakan pada pesawat dan kewajiban terhadap keluarga korban.
Asuransi ini melibatkan lima perusahaan asuransi berbeda dengan perusahaan utama yang berbasis di Inggris.
Perwakilan asuransi yang bertanggung jawab atas klaim ini sudah tiba di Korea pada Minggu malam dan proses pembahasan klaim akan dimulai segera. Jeju Air menyatakan bahwa mereka akan memastikan setiap keluarga korban mendapatkan kompensasi yang layak.
Beberapa keluarga korban berasal dari luar Korea Selatan, termasuk dua korban asal Thailand. Jeju Air memastikan bahwa mereka akan mendapatkan dukungan penuh, termasuk penerjemah dan bantuan logistik di lokasi.
"Kami akan membantu keluarga internasional untuk memastikan mereka merasa didukung dalam menghadapi situasi yang sulit ini," tambah Song.
Meski banyak spekulasi mengenai penyebab kecelakaan, Jeju Air menegaskan bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut terkait hal tersebut.
Menurut laporan awal, pilot pesawat sempat melaporkan adanya serangan burung sebelum pesawat jatuh. Namun, penyelidikan resmi mengenai penyebab kecelakaan ini sedang dilakukan oleh otoritas pemerintah Korea Selatan.
Jeju Air menyatakan bahwa mereka sepenuhnya menghormati penyelidikan yang sedang berlangsung dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang.
"Namun, di luar upaya kami untuk membantu para korban sebaik mungkin, kami tidak dapat memberikan komentar apapun tentang penyebab kecelakaan tersebut, karena tanggung jawab penyelidikan kini berada di tangan otoritas pemerintah,” ungkapnya.