Jeju Air Siapkan Kompensasi untuk Korban Kecelakaan Pesawat di Bandara Muan
- Bombo Radyo Iloilo
Korsel, VIVA – Korea Selatan tengah berduka setelah kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan yang menewaskan 179 orang pada Minggu, 29 Desember 2024.
Hanya dua penumpang yang selamat dari kecelakaan ini menjadikannya insiden penerbangan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.
Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan
- Yonhap News Agency
Menanggapi peristiwa ini, Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memerintahkan kementerian transportasi untuk melakukan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap sistem operasi penerbangan di negara itu.
Saat berbicara dalam rapat pengendalian bencana di Seoul, Choi mengungkapkan bahwa pilot pesawat sempat mengumumkan sinyal darurat "mayday" setelah melaporkan adanya serangan burung.
“Pilot mengumumkan mayday setelah mengeluarkan peringatan serangan burung,” katanya.
Meski demikian, penyebab pasti kecelakaan ini masih belum dapat dipastikan. CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyatakan bahwa pihak maskapai masih menunggu hasil penyelidikan resmi dari badan pemerintah sebelum membuat kesimpulan.
Choi Sang-mok berjanji bahwa pemerintah akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan. Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.
"Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu keluarga korban menghadapi masa sulit ini," ujar Choi.
Maskapai Jeju Air juga turut menyampaikan belasungkawa dan komitmennya untuk mendukung para korban dan keluarga mereka.
Dilansir dari Korea Herald, Kepala Kantor Dukungan Manajemen Jeju Air, Song Kyung-hoon, mengatakan bahwa pesawat tersebut telah diasuransikan senilai $1 miliar atau setara Rp15 triliun yang akan digunakan untuk memberikan kompensasi kepada korban.
Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan
- Yonhap News Agency
Di tengah spekulasi mengenai penyebab kecelakaan, Song Kyung-hoon menegaskan bahwa perawatan pesawat telah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
"Kecelakaan ini bukan karena masalah perawatan. Sama sekali tidak ada kompromi dalam hal keselamatan," katanya.
Namun, laporan awal yang menyebutkan adanya serangan burung sebagai pemicu kecelakaan masih menjadi perdebatan. Kim E-bae menambahkan bahwa pihaknya tidak ingin berspekulasi hingga penyelidikan resmi selesai dilakukan.
