Tangis Pilu Dokter Asal Amerika saat Beri Kesaksian tentang Kondisi Gaza di PBB
- Anadolu Ajans?/https://webtv.un.org/en
Amerika Serikat, VIVA – Seorang dokter asal Amerika bernama Tanya Haj-Hassan tidak kuasa menahan tangis saat menceritakan pengalamannya di Gaza dalam sebuah pertemuan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).Â
Momen mengharukan ini terjadi dalam rangka peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang diperingati setiap 29 November lalu.
Dalam kesaksiannya, sang dokter menggambarkan penderitaan yang dialami warga Gaza akibat serangan yang tiada henti.Â
"Pada akhirnya, saya hanya manusia biasa. Saya bukan sekadar catatan di atas kertas atau angka dalam laporan. Saya manusia yang diciptakan oleh Tuhan," ujarnya dengan suara bergetar, dikutip dari Anadolu Ajansı pada Senin, 30 Desember 2024.Â
Dokter Tanya Haj-Hassan menyayangkan respons dunia terhadap apa yang ia sebut sebagai "genosida yang paling terdokumentasi dalam sejarah." Ia menuding institusi global gagal menindak pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang yang terjadi di Gaza. Menurutnya, apa yang disaksikan di Gaza sudah seharusnya memicu sanksi internasional.
Ia juga mengkritik propaganda yang terus menyebar untuk membenarkan tindakan yang tidak manusiawi serta upaya membungkam suara-suara yang berani mengungkap kebenaran.
"Warga Palestina terus berjuang, namun suara mereka jarang terdengar di panggung global. Sistem yang ada saat ini seakan meremehkan nilai kehidupan mereka," ungkapnya.
Haj-Hassan memperingatkan bahwa krisis di Gaza bisa berdampak lebih luas, bahkan meluas ke negara-negara tetangga seperti Lebanon. Ia menekankan bahwa dunia tidak bisa hanya diam dan menonton tanpa melakukan tindakan nyata.
"Jika kepedulian kemanusiaan bukan alasan yang cukup untuk bertindak, maka pikirkanlah bagaimana kekerasan ini bisa menyebar lebih luas dan merusak perdamaian global," tambahnya.
Meski sudah berusaha menyampaikan kesaksiannya dengan sebaik mungkin, Haj-Hassan mengakui bahwa kata-kata tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan penderitaan rakyat Gaza selama lebih dari setahun terakhir.
Serangan Israel di Gaza sejak Oktober tahun lalu telah merenggut lebih dari 44.300 nyawa, termasuk perempuan dan anak-anak. Lebih dari 104.900 orang lainnya mengalami luka-luka, sementara akses bantuan kemanusiaan terus dibatasi.
Di tengah situasi yang semakin genting, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang.
Sang dokter menutup kesaksiannya dengan pesan yang kuat seperti, "Dunia harus bertindak. Dibutuhkan keberanian besar untuk melawan sistem yang telah lama korup dan tidak adil."