Menlu AS Sebut Israel Tidak Perlu Menduduki Wilayah Gaza Selamanya

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken.
Sumber :
  • AP-Yonhap

Washington, VIVA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada Kamis, 19 Desember 2024, menepis pernyataan dari para pemimpin Israel bahwa pendudukan mereka di Jalur Gaza akan tetap terbuka.

Norwegia Tak Sudi Lawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia, Erling Haaland Dkk Tak Bisa Acuh Terhadap Serangan di Gaza

Blinken mengatakan bahwa kepentingan Israel untuk menemukan cara keluar dari Gaza, karena Israel telah mencapai dua dari tujuan yang dinyatakannya di daerah tersebut.

"Salah satunya adalah membubarkan organisasi militer Hamas. Mereka telah berhasil melakukannya. Yang lainnya adalah meminta para pemimpin bertanggung jawab atas (serangan) 7 Oktober. Mereka telah melakukannya. Setelah melakukannya, inilah saatnya untuk keluar dari jalan itu, tetapi Anda harus mendapatkan kembali para sandera," kata Blinken, dikutip dari ANews, Jumat, 20 Desember 2024.

DK PBB Kecam Permukiman Ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur

Anthony Blinken

Photo :
  • CNBC

"Alternatifnya adalah ini: pendudukan Israel yang berkelanjutan di Gaza, yang kami tolak. Dan kami menolaknya, di antara alasan-alasan lain, karena itu sama sekali tidak sesuai dengan kepentingan Israel. Mereka akan menanggung beban pemberontakan jangka panjang," tambahnya.

Normalisasi Hubungan Israel-Arab Saudi, MBS Tetap Minta Palestina Merdeka

Blinken pun mengatakan untuk semua pejuang Hamas yang telah ditarik dari medan perang di Gaza masih ada ribuan lagi.

Menurut Blinken, Hamas sangat mungkin memiliki kapasitas untuk melakukan serangan seperti 7 Oktober lagi, dan itu akan membuat pasukan pendudukan Israel di Gaza berada seperti di neraka.

"(Pendudukan seharusnya) bukan kepentingan Israel untuk dilakukan," beber Blinken.

"Agar (perang) berakhir, kita harus memiliki kesepakatan tentang para sandera dan kita harus memiliki kesepakatan tentang apa yang terjadi selanjutnya, rencana sehari setelahnya, rencana pascakonflik."

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada minggu lalu bahwa Israel ingin mempertahankan kendali keamanan atas Gaza, termasuk kebebasan bergerak di sana, tanpa batas waktu.

"Setelah kita mengalahkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas di Gaza, Israel akan memiliki kendali keamanan atas Gaza dengan kebebasan penuh untuk bertindak," tulisnya di X.

Israel secara sistematis telah menargetkan fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah, dalam serangannya di Gaza.

Mereka juga berulang kali mengklaim telah menyerang target Hamas.

VIVA Militer: Benjamin Netanyahu bersama tentara Israel

Photo :
  • Facebook/The Prime Minister of Israel

Berdasarkan aturan perang, menargetkan fasilitas sipil dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Perang Israel di Gaza pun telah menyebabkan kematian lebih dari 45.100 orang setelah serangan lintas batas yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. PBB memperkirakan bahwa 70 persen dari korban tewas di Gaza adalah wanita dan anak-anak.

Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas, dan 250 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera. Sekitar 100 orang masih hidup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya