Kakek Ikonik Gaza 'Jiwa dari Jiwaku' Khaled Nabhan Tewas dalam Serangan Israel

Khaled Nabhan Tewas dalam Serangan Israel
Sumber :
  • Al Jazeera

Gaza​, VIVA – Dunia kembali digemparkan oleh kabar duka dari Gaza. Khaled Nabhan, seorang kakek Palestina yang menjadi simbol penderitaan akibat konflik Israel-Palestina, tewas dalam serangan udara Israel pada Senin pagi, 15 Desember 2024.

Palestina Apresiasi Sikap Tegas Norwegia, Desak FIFA dan UEFA Sanksi Israel!

Dilansir kantor berita Palestina, Wafa, serangan  tersebut menghantam kamp pengungsi Nuseirat di Gaza Tengah, menewaskan Nabhan dan setidaknya empat orang lainnya, termasuk seorang anak.

Nabhan, yang dikenal dengan nama panggilan Abu Diaa”, sebelumnya menjadi sorotan dunia setelah video dirinya mencium mata cucunya yang tewas dalam pemboman Israel pada November 2023 viral di media sosial. Dalam video tersebut, ia menyebut cucunya sebagai Jiwa dari Jiwaku, kalimat yang menyayat hati jutaan orang.

Norwegia Desak UEFA Sanksi Israel, Tolak Bertanding di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kisah Tragis yang Menyentuh Dunia

Tragedi bermula ketika cucu-cucu Nabhan, Reem yang berusia tiga tahun dan Tarek yang berusia lima tahun, tewas dalam serangan udara Israel tahun lalu. Gambar Nabhan menggendong tubuh Reem yang tak bernyawa menyebar luas, menjadi lambang penderitaan rakyat Palestina akibat konflik yang tak berkesudahan.

DK PBB Kecam Permukiman Ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur

Khaled Nabhan Tewas dalam Serangan Israel

Photo :
  • Instagram @imamomarsuleiman

Meski dirundung kesedihan mendalam, Nabhan memilih untuk bangkit. Ia aktif membantu tim penyelamat dan tenaga medis di Gaza, terutama dalam merawat anak-anak yang terluka akibat serangan. Ia juga dikenal atas aksi-aksi amalnya, seperti membagikan makanan kepada anak-anak dan bahkan kucing yang terlantar. Selama lebih dari setahun, Nabhan menjadi simbol harapan dan pembangkangan di tengah kehancuran yang melanda wilayahnya.

Hilangnya Sosok Penuh Inspirasi

Pembunuhan Nabhan menjadi pengingat kelam akan ketiadaan rasa aman di Gaza. Para aktivis hak asasi manusia dan tokoh internasional segera memberikan penghormatan atas dedikasi dan kebaikan hatinya. 

Seorang penulis dan analis dari Gaza Muhammad Shehada, seperti dilansir Al Jazeera mengatakan “Mereka membunuh cucunya, ‘jiwa dari jiwanya,’ lalu mengebom rumah keluarganya, dan kini membunuhnya tanpa hukuman.”

Sementara itu, Pendeta dan aktivis Palestina-Amerika, Omar Suleiman, menyebut Nabhan sebagai pria “berjiwa malaikat” yang tetap tersenyum meski menghadapi genosida.

 “Saya membayangkan hari ketika genosida ini berakhir, dan Nabhan dirayakan dengan penghargaan di panggung megah,” tulis Suleiman di akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya.

Konflik yang Kian Memanas

Konflik Israel-Palestina kembali memanas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang di Israel. Sebagai balasan, serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina selama 14 bulan terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, menggambarkan tindakan Israel sebagai upaya genosida.

Beberapa hari sebelum kematian Nabhan, serangan udara di kamp pengungsi Gaza Tengah menewaskan puluhan orang. Otoritas setempat menyebut insiden tersebut sebagai “pembantaian biadab dan kejam.”

Pesan Nabhan untuk Dunia

Di tengah kesedihan yang mendalam, Nabhan meninggalkan pesan tentang keberanian, kasih sayang, dan kemanusiaan. Aksi-aksinya untuk membantu sesama menjadi inspirasi bagi banyak orang, mengingatkan dunia akan pentingnya keadilan dan perdamaian.

Kini, sosok Khaled Nabhan tidak hanya dikenang sebagai seorang kakek yang kehilangan cucu, tetapi juga sebagai simbol perlawanan damai dan harapan di tengah konflik yang brutal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya