Dianggap Terlalu Bejat, Pemerkosa Ratusan Pria Reynhard Sinaga Hampir Jadi Korban Balas Dendam di Penjara Inggris
Manchester, VIVA – Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang dikenal sebagai pemerkosa paling keji di Inggris, nyaris menjadi korban serangan brutal di penjara HMP Wakefield. Serangan tersebut diduga direncanakan oleh kelompok napi yang ingin main hakim sendiri, namun berhasil digagalkan oleh sipir penjara.
Sinaga, yang dinyatakan bersalah pada Januari 2020 atas 159 serangan seksual terhadap 48 pria, saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup dengan masa minimum 40 tahun. Kejahatan Reynhard dianggap sangat keji, membuatnya dibenci oleh sesama narapidana.
"Dia arogan dan dibenci semua orang di penjara. Karena kejahatannya, dia jelas menjadi target. Dia hampir terluka parah, hidupnya dalam bahaya," ujar seorang sumber seperti dikutip dari Daily Mail.
Modus Kejahatan Reynhard
Reynhard Sinaga, seorang mahasiswa asal Indonesia, menghabiskan lebih dari satu dekade di Manchester dengan membius dan memperkosa pria muda di flatnya. Korban-korban yang sebagian besar adalah pelajar berusia antara 18 hingga 36 tahun, sering kali dirayu oleh Reynhard yang berpura-pura ramah sebelum mengundang mereka ke apartemennya.
Ia dikenal menggunakan obat untuk membuat korbannya tak sadarkan diri sebelum melakukan aksi bejatnya, bahkan merekam semua kejahatannya dengan ponsel. Bukti kejahatan ini baru terungkap pada Juni 2017, ketika salah satu korbannya, seorang pemain rugby berusia 18 tahun, terbangun saat penyerangan dan melawan Reynhard.
Akibat perlawanan tersebut, Reynhard mengalami luka serius hingga harus dibawa ke rumah sakit. Polisi awalnya menahan korban karena dicurigai melakukan penganiayaan, namun setelah memeriksa iPhone Reynhard, mereka menemukan bukti mengejutkan tentang aksi pemerkosaan yang melibatkan setidaknya 190 korban.
Korban yang Belum Teridentifikasi
Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 korban hingga kini belum teridentifikasi. Polisi menyatakan, rata-rata korban Reynhard adalah pria muda berusia 21 tahun, termasuk seorang siswa kelas enam yang berhasil melarikan diri dan melaporkan tindakan kriminal ini.
Kasus Reynhard Sinaga menjadi salah satu kasus kejahatan seksual terbesar dalam sejarah Inggris, menyoroti bahaya predator seksual yang menggunakan tipu daya untuk menjebak korbannya. Di dalam penjara, Reynhard kini hidup di bawah ancaman, bukan hanya karena kejahatannya yang mengerikan, tetapi juga karena kebencian mendalam dari sesama narapidana.