Suriah Akan Terpecah dan Dikendalikan Asing setelah Assad Digulingkan, Menurut Oposisi

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham Suriah memasuki Damaskus
Sumber :
  • AFP/Rami Alsayed

St.Petersburg, VIVA - Suriah mungkin secara formal tetap menjadi negara kesatuan, namun secara de facto akan segera terpecah menjadi beberapa zona pengaruh yang dikendalikan oleh negara-negara asing.

Gerindra: PDIP Tidak Masuk Pemerintah tapi Tetap Mendukung Pemerintahan Prabowo

Hal itu terjadi akibat kekosongan kekuasaan setelah penggulingan Presiden Bashar Assad, ujar Sekretaris Jenderal Gerakan Diplomasi Populer Suriah, Mahmoud Afandi, yang berpartisipasi dalam pembicaraan damai di Astana dan Jenewa, kepada RIA Novosti.

"Kepergian Bashar Assad dan pemerintahannya menciptakan kekosongan politik yang besar. Banyak negara kini berupaya memasuki Suriah," kata Afandi.

Survei CISA: 52,81 Persen Publik Puas dengan Kinerja 100 Hari Prabowo-Gibran

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham Suriah memasuki Damaskus

Photo :
  • EFE/Bilal Al Hammoud

"Ini berarti Suriah sebagai negara kesatuan tidak akan ada lagi, karena akan ada zona pengaruh dan pemerintahan yang berbeda. Menurut saya, Suriah seperti yang kita kenal (fisiknya) masih ada hingga saat ini, tetapi tidak lagi sama," kata Afandi.

Terpopuler: Klarifikasi PIK 2 soal Pagar Bambu Misterius di Laut Tangerang, PDIP Tak Jadi Oposisi Prabowo

Ia memprediksi bahwa negara tersebut akan terpecah menjadi beberapa bagian yang dikuasai oleh Turki di barat laut, Israel di selatan, serta Irak dan Yordania di timur.

"Masa depan tetap tidak pasti, tetapi negara seperti yang kita kenal sudah tidak ada lagi. Kita bisa melupakan kedaulatan Suriah selama 20 tahun ke depan," kata Afandi.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Kemarin, tentara Turki sebagian telah memasuki kota Aleppo. Ini berarti mereka jelas tidak akan meninggalkan wilayah itu," ujar Afandi.

VIVA Militer: Foto mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, terkoyak

Photo :
  • Getty Images/Ali Haj Suleiman

Selama kepemimpinan Assad di Suriah, Gerakan Diplomasi Populer tidak memiliki perwakilan di parlemen, tetapi berpartisipasi dalam pembicaraan damai yang berbasis di Astana dan Jenewa.

Pasukan bersenjata oposisi Suriah merebut ibu kota Damaskus pada 8 Desember.

Pejabat Rusia mengumumkan bahwa Assad, yang telah memimpin negara tersebut selama 14 tahun, mengundurkan diri sebagai presiden dan meninggalkan Suriah menuju Rusia, di mana ia diberikan suaka.

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Damaskus, Suriah

Photo :
  • Bloomberg

Mohammed al-Bashir, yang sebelumnya memimpin pemerintahan di Idlib yang dibentuk oleh kelompok Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dan kelompok oposisi lainnya, ditunjuk sebagai perdana menteri sementara.

Ia mengumumkan bahwa pemerintah sementara telah dibentuk dan akan tetap berkuasa hingga Maret 2025. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya