Studi: 96 Persen Anak-anak di Gaza Merasa Dihantui Kematian dan Trauma

Anak-anak terlihat di antara reruntuhan setelah serangan udara Israel di kota Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah, Selasa, 2 April 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Xinhua

Gaza, VIVA – Kehidupan anak-anak di Gaza semakin terpuruk akibat perang yang berkepanjangan. Sebuah studi terbaru mengungkap fakta memilukan bahwa 96% anak-anak di Gaza merasa kematian sudah sangat dekat. Bahkan, hampir setengah dari mereka mengaku ingin mati karena trauma mendalam yang mereka alami setiap hari.

Ungkap Penderitaan Anak-anak di Gaza, Kepala UNICEF Ingatkan “Dunia Tak Boleh Berpaling"

Studi ini dilakukan oleh organisasi berbasis di Gaza dengan dukungan dari War Child Alliance. Survei ini mengungkap dampak psikologis yang parah pada anak-anak akibat situasi perang. Dilansir dari The Guardian, lebih dari 60% anak-anak yang disurvei mengalami peristiwa traumatis seperti kehilangan keluarga, kehancuran rumah, serta harus melarikan diri demi keselamatan.

Fakta Mengejutkan Kondisi Anak di Gaza

Hati-hati Anak Anemia Ternyata Daya Tangkapnya 3,8 Kali Lebih Rendah

VIVA Militer: Anak-anak Gaza mengantre untuk mendapatkan makanan

Photo :
  • forbes.com

Hasil studi tersebut memaparkan beberapa fakta mencengangkan, antara lain:

Bertemu Presiden Italia, Abbas Serukan Penarikan Penuh Israel agar Palestina Kendalikan Gaza
  • 96% anak-anak merasa kematian mereka sudah dekat.
  • 49% anak-anak bahkan ingin mati karena tidak sanggup menghadapi trauma.
  • Sebanyak 79% mengalami mimpi buruk dan gangguan tidur.
  • 73% anak-anak menunjukkan gejala agresif sebagai dampak stres berkepanjangan.

Trauma ini tidak hanya mempengaruhi fisik mereka, tetapi juga meninggalkan luka psikologis yang sulit disembuhkan. Anak-anak ini setiap hari menyaksikan bom menghancurkan sekolah, rumah sakit, dan lingkungan tempat tinggal mereka. Tidak jarang mereka kehilangan keluarga, sahabat, bahkan terpisah dari orang tua.

Anak-Anak Kehilangan Masa Depan

Sekelompok 99 dokter dan tenaga medis Amerika yang menjadi relawan di Gaza menya

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

Diperkirakan sekitar 1,9 juta warga Gaza—termasuk setengahnya adalah anak-anak—terpaksa mengungsi. Bahkan 17.000 anak hidup tanpa pendamping karena kehilangan atau terpisah dari keluarga mereka. Hal ini menempatkan anak-anak tersebut pada risiko lebih tinggi terhadap eksploitasi dan kekerasan.

Menurut laporan, trauma mendalam ini dapat memengaruhi kehidupan anak-anak Gaza dalam jangka panjang. Gejalanya antara lain:

  • Ketakutan berlebihan
  • Kecemasan dan stres
  • Kesulitan tidur dan mimpi buruk
  • Perubahan perilaku seperti menarik diri dari pergaulan
  • Masalah kesehatan fisik akibat stres

Helen Pattinson, CEO War Child UK, menyampaikan bahwa Gaza kini adalah tempat paling mengerikan bagi anak-anak. “Jika dunia tidak bertindak cepat, krisis ini akan menanam trauma berkepanjangan yang dampaknya akan dirasakan hingga generasi mendatang,” ujarnya.

Organisasi seperti War Child dan mitra kemanusiaan lainnya telah berupaya membantu ribuan anak dengan dukungan kesehatan mental. Namun, diperlukan aksi nyata dan kolaborasi global untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Gaza yang kini berada di ambang kehancuran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya