Studi: 96 Persen Anak-anak di Gaza Merasa Dihantui Kematian dan Trauma
- ANTARA/Xinhua
Gaza, VIVA – Kehidupan anak-anak di Gaza semakin terpuruk akibat perang yang berkepanjangan. Sebuah studi terbaru mengungkap fakta memilukan bahwa 96% anak-anak di Gaza merasa kematian sudah sangat dekat. Bahkan, hampir setengah dari mereka mengaku ingin mati karena trauma mendalam yang mereka alami setiap hari.
Studi ini dilakukan oleh organisasi berbasis di Gaza dengan dukungan dari War Child Alliance. Survei ini mengungkap dampak psikologis yang parah pada anak-anak akibat situasi perang. Dilansir dari The Guardian, lebih dari 60% anak-anak yang disurvei mengalami peristiwa traumatis seperti kehilangan keluarga, kehancuran rumah, serta harus melarikan diri demi keselamatan.
Fakta Mengejutkan Kondisi Anak di Gaza
Hasil studi tersebut memaparkan beberapa fakta mencengangkan, antara lain:
- 96% anak-anak merasa kematian mereka sudah dekat.
- 49% anak-anak bahkan ingin mati karena tidak sanggup menghadapi trauma.
- Sebanyak 79% mengalami mimpi buruk dan gangguan tidur.
- 73% anak-anak menunjukkan gejala agresif sebagai dampak stres berkepanjangan.
Trauma ini tidak hanya mempengaruhi fisik mereka, tetapi juga meninggalkan luka psikologis yang sulit disembuhkan. Anak-anak ini setiap hari menyaksikan bom menghancurkan sekolah, rumah sakit, dan lingkungan tempat tinggal mereka. Tidak jarang mereka kehilangan keluarga, sahabat, bahkan terpisah dari orang tua.
Anak-Anak Kehilangan Masa Depan
Diperkirakan sekitar 1,9 juta warga Gaza—termasuk setengahnya adalah anak-anak—terpaksa mengungsi. Bahkan 17.000 anak hidup tanpa pendamping karena kehilangan atau terpisah dari keluarga mereka. Hal ini menempatkan anak-anak tersebut pada risiko lebih tinggi terhadap eksploitasi dan kekerasan.
Menurut laporan, trauma mendalam ini dapat memengaruhi kehidupan anak-anak Gaza dalam jangka panjang. Gejalanya antara lain:
- Ketakutan berlebihan
- Kecemasan dan stres
- Kesulitan tidur dan mimpi buruk
- Perubahan perilaku seperti menarik diri dari pergaulan
- Masalah kesehatan fisik akibat stres
Helen Pattinson, CEO War Child UK, menyampaikan bahwa Gaza kini adalah tempat paling mengerikan bagi anak-anak. “Jika dunia tidak bertindak cepat, krisis ini akan menanam trauma berkepanjangan yang dampaknya akan dirasakan hingga generasi mendatang,” ujarnya.
Organisasi seperti War Child dan mitra kemanusiaan lainnya telah berupaya membantu ribuan anak dengan dukungan kesehatan mental. Namun, diperlukan aksi nyata dan kolaborasi global untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Gaza yang kini berada di ambang kehancuran.