Ketua Partai Penguasa di Korsel Nyatakan Mundur usai Pemakzulan Yoon Suk Yeol
- AP Photo/Manu Fernandez)
Seoul, VIVA – Han Dong-Haan, Pimpinan People Power Party (PPP) Partai yang berkuasa di Korea Selatan, menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pimpinan partai. Dia menyebut posisinya tidak dapat dipertahankan setelah keputusan dramatisnya untuk mendukung pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol pada akhir pekan.
"Darurat militer di negara maju seperti Korea Selatan, pada tahun 2024. Seberapa marah dan kecewanya kalian semua?" katanya dalam konferensi pers pada hari Senin.
Pengumumannya muncul saat pengadilan konstitusi mengatakan telah mulai meninjau pemakzulan Yoon, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Para penyelidik juga berencana untuk memeriksa presiden minggu ini, menurut berita Yonhap.
Han, yang pernah menjadi sekutu terdekat Yoon dan mantan menteri kehakiman, membela keputusannya untuk memutuskan hubungan dengan presiden setelah ia mencoba memberlakukan darurat militer awal bulan ini.
"Meskipun (darurat militer) dilakukan oleh seorang presiden yang dibentuk oleh partai kami, disalahpahami sebagai pembelaan terhadap darurat militer ilegal yang memobilisasi militer adalah pengkhianatan terhadap negara besar ini," katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah "takut" akan potensi pertumpahan darah antara warga dan tentara jika darurat militer tidak dicabut.
“Saya mencoba dengan segala cara yang mungkin untuk menemukan jalan yang lebih baik bagi negara ini selain pemakzulan, tetapi pada akhirnya, saya tidak bisa. Itu semua karena kekurangan saya. Saya minta maaf.”
Pengunduran diri tersebut menandai keretakan terakhir dalam aliansi yang dulunya erat antara Han dan Yoon, yang bekerja sama dalam kejaksaan sebelum Yoon naik ke kursi kepresidenan.
Hubungan mereka mulai menunjukkan tanda-tanda ketegangan awal tahun ini, ketika Han memutuskan untuk menyarankan pasangan presiden tersebut agar meminta maaf atas tuduhan bahwa ibu negara telah menerima tas mewah Dior.
Titik puncaknya terjadi setelah terungkapnya fakta bahwa Han termasuk di antara beberapa politisi, termasuk tokoh oposisi, yang diperintahkan Yoon untuk ditangkap selama deklarasi singkatnya mengenai darurat militer.
Han kemudian mendesak anggota parlemen partai yang berkuasa untuk mendukung pemakzulan presiden, dengan mengatakan bahwa Yoon menimbulkan "bahaya besar" bagi demokrasi.
Sikapnya merupakan perubahan yang luar biasa bagi seseorang yang pernah menjabat sebagai menteri kehakiman Yoon dan telah lama dianggap sebagai sekutu politik dan anak didik terdekatnya.