20 Negara Berpenghasilan Rendah Masih Terjebak dalam Kemiskinan pada 2050, Bagaimana Nasib Indonesia?

Ilustrasi kemiskinan di Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Jakarta, VIVA – Bank Dunia baru-baru ini mengeluarkan temuan yang mengkhawatirkan mengenai masa depan negara-negara berpenghasilan rendah di dunia. 

Hasto: Program Pengentasan Kemiskinan Prabowo Senapas dengan PDIP

Dalam laporan yang akan dirilis pada Januari 2025, Bank Dunia menyebutkan bahwa hanya enam dari 26 negara yang saat ini berpendapatan rendah diperkirakan dapat mencapai status berpenghasilan menengah pada tahun 2050.

Ilustrasi/Masyarakat miskin di pedesaan

Photo :
  • ANTARA/Basri Marzuki
Guru besar UI Rekomendasikan Konsep Penthahelix Plus Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan di Indonesia

Laporan ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh negara-negara miskin, yang banyak di antaranya terjebak dalam kemiskinan ekstrem. 

Dilansir dari Anadolu Ajansi, salah satu masalah utama adalah bahwa lebih dari 40% penduduk di negara-negara ini hidup dengan penghasilan kurang dari $2,15 atau setara Rp34.400 per hari. Kondisi ini membuat mereka sangat rentan dan sulit untuk keluar dari kemiskinan.

Kepala Bappenas: RPJMN Targetkan Kemiskinan Esktrem 0% Tahun 2026

Menurut Bank Dunia, negara-negara berpenghasilan rendah menghadapi serangkaian masalah besar yang menghambat kemajuan mereka. Beberapa di antaranya adalah konflik yang berkepanjangan, krisis ekonomi yang sering terjadi dan pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah. 

Laporan ini juga menyoroti bahwa meskipun kemiskinan ekstrem telah menjadi perhatian utama di seluruh dunia, banyak negara berpenghasilan rendah yang masih kesulitan untuk memperbaiki keadaan mereka. 

Oleh karena itu, Bank Dunia menilai bahwa 25 tahun ke depan akan sangat krusial bagi negara-negara ini. Jika mereka tidak dapat mengubah arah pertumbuhannya, besar kemungkinan mereka akan tetap berada di kategori negara miskin.

Dalam 25 tahun terakhir, sebagian besar negara berpenghasilan rendah mengalami stagnasi ekonomi. Banyak negara yang PDB per kapitanya hanya tumbuh kurang dari 0,1% per tahun dalam 15 tahun terakhir. Ini berarti meskipun ada beberapa kemajuan, itu tidak cukup signifikan untuk mengangkat negara-negara tersebut keluar dari kemiskinan ekstrem.

Ilustrasi orang miskin dan harapan politik (Foto Pixabay)

Photo :
  • vstory

Penting juga dicatat bahwa beberapa negara yang dulunya berada dalam kategori negara berpenghasilan menengah kini kembali terpuruk ke kategori berpenghasilan rendah. Misalnya, Suriah dan Sudan Selatan mengalami kemunduran besar akibat konflik yang tidak kunjung selesai. Perekonomian mereka hancur dan pertumbuhan ekonomi mereka terhenti. 

Meskipun tantangan yang ada sangat besar, laporan Bank Dunia juga menyarankan bahwa masih ada harapan bagi negara-negara berpenghasilan rendah untuk keluar dari kemiskinan. 

Dengan reformasi yang tepat, negara-negara ini bisa memperbaiki pertumbuhan ekonominya. Peningkatan di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur sangat penting untuk memperbaiki kehidupan warga negara berpenghasilan rendah.

Beberapa negara seperti India, Indonesia, dan Bangladesh telah berhasil naik status dari negara berpenghasilan rendah menjadi negara berpenghasilan menengah. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kebijakan ekonomi yang tepat, stabilitas politik, serta investasi di sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya