Unik! Demonstrasi di Korea Selatan Diwarnai Cahaya Lightstick K-Pop

Warga Korsel menggunakan lightstick dan tarian K-pop sebagai bentuk protes
Sumber :
  • Instagram/panncafe

Korea Selatan, VIVA – Di tengah gejolak politik yang melanda Korea Selatan, warga menemukan cara unik untuk menyuarakan protes mereka. Bukan hanya seruan lantang atau nyala lilin, tetapi kini lightstick K-pop dan tarian menjadi bagian penting dari aksi demonstrasi.

Yoon Suk Yeol Bantah Lakukan Pemberontakan, Sebut Darurat Militer untuk Lindungi Negara

Sejak Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer, ribuan orang turun ke jalan dengan cara yang berbeda. Mereka membawa lightstick K-pop, perangkat LED yang biasanya digunakan di konser untuk mendukung idola mereka. Warna dan desain lightstick ini mencerminkan berbagai fandom K-pop, menciptakan pemandangan penuh warna di tengah protes.

Presiden terpilih Korea Selatan, Yoon Suk Yeol.

Photo :
  • Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Ogah Mundur, Pilih Lawan Pemakzulan di Pengadilan

Para pengunjuk rasa, mayoritas anak muda, bahkan menggelar tarian spontan di jalan-jalan. Lagu-lagu hit dari grup K-pop populer seperti BTS dan BLACKPINK bergema dari truk pengeras suara. 

“Kami ingin menunjukkan bahwa protes politik bisa dilakukan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,” ujar Kwon Ji-soo, seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang dikutip dari The Guardian pada Kamis, 12 Desember 2024. 

Korut Akhirnya Komentari Penerapan Darurat Militer Gagal di Korsel, Sebut "Rezim Boneka"

Selain itu, para pedagang makanan juga memanfaatkan situasi ini dengan menjual camilan tradisional seperti tteokbokki (kue beras pedas) dan beondegi (kepompong ulat sutra rebus). Kerumunan yang penuh energi terlihat menikmati makanan sembari tetap menyuarakan tuntutan mereka.

Warga Korsel menggunakan lightstick dan tarian K-pop sebagai bentuk protes

Photo :
  • Instagram/panncafe

Lagu-lagu Natal seperti Rudolph the Red-Nosed Reindeer terdengar di latar belakang, tetapi dengan lirik yang diubah menjadi seruan untuk pemakzulan presiden. Di berbagai kota seperti Gwangju, beberapa politisi lokal mencukur kepala mereka sebagai simbol protes, sementara veteran militer turut serta dalam aksi ini.

Protes menggunakan lightstick ini disebut sebagai evolusi dari tradisi lilin yang digunakan selama gerakan anti-presiden sebelumnya. Generasi muda kini memadukan budaya pop dengan aspirasi politik mereka, menciptakan gerakan yang mencolok dan unik. Bahkan, ada penggemar yang rela meminjamkan lightstick mereka untuk mendukung aksi ini.

“Ini lebih dari sekadar protes,” ujar seorang demonstran. “Kami ingin perubahan, tetapi kami juga menunjukkan kebersamaan dengan cara yang positif.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya