Pejabat Senior PBB: Orang-orang Palestina di Gaza Merasa Ditinggalkan oleh Kita Semua
- VIVA/Yanri Subekti
Hamilton, VIVA - Koordinator senior PBB untuk urusan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza menekankan perlunya keinginan politik untuk meredakan krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza.
“Saya telah menggambarkan situasi yang sangat, sangat suram, karena warga sipil di Gaza terus menderita,” kata Sigrid Kaag kepada wartawan pada Selasa (10/12) setelah berlangsungnya sidang tertutup di Dewan Keamanan PBB.
Kaag menambahkan, “Tidak ada yang bisa mempersiapkan Anda untuk apa yang Anda lihat, apa yang Anda dengar, dan percakapan yang Anda lakukan dengan sesama manusia, orang Palestina di Gaza.”
“Saya telah mengunjungi Gaza selama tiga dasawarsa dalam hidup saya, dan kita berada di titik terendah,” tambahnya.
Menyoroti tantangan berat yang dihadapi baik oleh PBB maupun warga Gaza, Kaag menekankan bahwa hambatan dalam pengiriman bantuan “sangat menghalangi” upaya pertolongan kemanusiaan.
Ia mengomentari pembicaraan dengan para pejabat Israel dan menekankan “kebutuhan mendesak untuk persiapan di musim dingin, pasokan materi kesehatan, dan semua dukungan esensial. Gaza sangat kekurangan.”
Kaag juga menyerukan agar pintu perbatasan Rafah kembali dibuka dan sektor komersial Gaza dimulai beroperasi, yang ia sebut sebagai "penting" untuk meredakan krisis kemanusiaan.
Dengan menegaskan bahwa respons kemanusiaan saja tidak dapat menyelesaikan krisis, ia mengatakan, “Tidak ada pengganti, tidak ada sistem yang dapat menggantikan atau mengkompensasi ketiadaan atau kurangnya itikad baik politik. Ini adalah masalah keinginan politik dan pilihan politik.”
Ia mendesak negara-negara anggota untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar, dengan mengatakan, “Jangan meminta para pekerja kemanusiaan untuk melakukan lebih banyak. Kami bisa melakukan 50.000 hal dengan cara yang berbeda, tetapi pada akhirnya itu adalah keputusan untuk mencoba menjangkau masyarakat.”
Mengenang ketangguhan orang-orang di Gaza, ia mengatakan, “Saya sangat terhormat dan terkesan dengan martabat individu,” sambil menambahkan bahwa “orang-orang Palestina di Gaza merasa ditinggalkan oleh kita semua.”
Ia menceritakan kekhawatiran yang disampaikan oleh orang Palestina yang khawatir mereka akan dilupakan oleh komunitas internasional.
Memastikan kesiapan PBB untuk mendukung Gaza, ia mencatat sistem, tim, dan mekanisme yang telah dibentuk untuk mengirimkan bantuan.
Namun, ia menyatakan bahwa tanggung jawab akhirnya terletak pada negara-negara anggota dan menekankan pentingnya "itikad baik politik.”
Kaag lebih lanjut mengimbau kepada komunitas internasional untuk bertindak secara tegas dan menekankan pentingnya solusi politik dalam mengatasi krisis di Gaza. (ant)