Kelompok ISIS Eksekusi 54 Tentara Suriah Usai Rezim al-Assad Tumbang
- Fox News
Damaskus, VIVA – Kelompok ISIS pada hari Selasa, menewaskan sedikitnya 54 orang di wilayah Homs, Suriah. Dikutip dari Middle East Eye, mereka yang dibunuh dikatakan sebagai mantan anggota pemerintahan Bashar al-Assad yang mencoba melarikan diri saat Rezim al-Assad tumbang pada Sabtu lalu.
Berita tersebut datang dari Syrian Observatory of Human Rights, sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, mereka juga mengikuti sebuah deklarasi oleh pemberontak yang dipimpin Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) yang mengambil alih Damaskus.
Militan ISIS menangkap "personel yang melarikan diri dari dinas militer di padang pasir selama keruntuhan rezim" presiden Bashar al-Assad dan "mengeksekusi 54" dari mereka di daerah Sukhna di provinsi Homs.
ISIS menyerbu sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada tahun 2014, mereka mendeklarasikan apa yang disebut kekhalifahan dan meluncurkan pemerintahan teror.
ISIS dikalahkan secara teritorial di Suriah pada tahun 2019, tetapi sisa-sisanya masih melakukan serangan mematikan, khususnya di gurun Badia yang luas yang membentang dari pinggiran Damaskus hingga perbatasan Irak, terutama menargetkan loyalis pemerintah dan pejuang yang dipimpin Kurdi.
Diberitakan sebelumnya, kelompok pemberontak Islam Hayat Tahrir al-Sham dan faksi-faksi sekutu melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah pada tanggal 27 November, menyapu sebagian besar wilayah Suriah dari kendali pemerintah dan menggulingkan pemerintahan Assad pada tanggal 8 Desember.
Setelah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, pemberontak Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) menunjuk Mohammed al-Bashir sebagai Perdana Penteri Suriah, Selasa 10 Desember 2024.
Secara de facto, al-Bashir adalah Kepala Pemerintahan Keselamatan Suriah (SSG) yang dipimpin oleh kelompok HTS, di Provinsi Idlib. Menurut laporan yang dikutip dari Al Jazeera, kelompok Hay'at Tahrir al-Sham mengumumkan penunjukkan al-Bashir sebagai pimpinan baru pemerintahan transisi Suriah.
Setelah resmi menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Suriah, al-Bashir akan menjalankan tugasnya hingga 1 Maret 2025. Dengan jabatan tersebut, al-Bashir juga akan menjadi pemimpin tertinggi militer Suriah.