Ekonom AS Sebut Netanyahu Berada di Balik Penggulingan Rezim al-Assad di Suriah
- dantri.com.vn
Washington, VIVA – Profesor Jeffrey Sachs, ekonom dari Amerika Serikat (AS), menyampaikan pendapatnya terkait situasi di Suriah, di mana Presiden Bashar al-Assad secara mengejutkan melarikan diri dari Damaskus karena pemberontak menguasai ibu kota.
Sachs menjelaskan bahwa konflik tersebut sangat rumit, tetapi pelaku utamanya tidak lain adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Ia berpendapat bahwa Netanyahu telah berhasil menyeret militer AS ke dalam perang melawan musuh-musuh Israel, dan bahwa pertempuran di Suriah hanyalah satu bagian dari strategi Netanyahu, yang sedang berlangsung.
"Dimulai pada tahun 1996 dengan Netanyahu, yang menulis buku berjudul 'Fighting Terrorism' dan tesis buku tersebut cukup lugas dan sangat berbahaya. Ia (Netanyahu) mengatakan, 'Anda tahu ada Hamas, Hizbullah, mereka menentang Israel, tidak baik bagi kita untuk melawan mereka secara langsung, itu tidak akan berhasil'," kata Sachs yang menjelaskan isi buku tersebut saat melakukan wawancara dengan Piers Morgan di Uncensored, dikutip pada Senin, 9 Desember 2024.
Menurut Sachs, rencana Netanyahu selanjutnya yakni menggulingkan pemerintahan yang mendukung Hamas hingga Hizbullah.
"Jadi Israel membutuhkan rezim di Timur Tengah dan ia (Netanyahu) sebenarnya memberikan daftar panjang tujuh negara (yang harus diruntuhkan), seperti Suriah, Iran, Libya, Irak, Somalia, Sudan, dan Lebanon," beber Sachs.
Dimulai dari ide Netanyahu itu, secara sistematis, Amerika Serikat telah melakukan perintah Netanyahu selama hampir 30 tahun, dia berperang dengan setiap negara kecuali satu negara besar yang sangat diinginkan Netanyahu, yaitu perang langsung antara Amerika Serikat dan Iran.
"Namun AS berperang dengan Suriah pada tahun 2011, tentu saja secara rahasia ini disebut operasi Timber Sycamor, (Barack) Obama menugaskan CIA untuk menggulingkan Assad. Secara rahasia AS menggulingkan Muammar Gaddafi pada tahun 2011," ujar Sachs.
Menurutnya, Netanyahu telah lama menjadi 'pemandu' utama bagi AS untuk menggulingkan Saddam Hussein.
"Sekarang kita memiliki harta karun berupa dokumen yang keluar bahwa ini benar-benar perang atas nama Israel. Segala sesuatu tentang senjata pemusnah massal itu palsu, diketahui palsu di dalam pemerintahan AS, tetapi ini adalah argumen yang diberikan dan Netanyahu ada di Washington mengatakan kepadanya bahwa itu akan menjadi hebat jika Anda menyingkirkan Saddam Hussein, itu akan menggulingkan seluruh pemerintahan lainnya, idenya adalah bahwa Sadam akan digulingkan dan militer AS akan langsung masuk ke Suriah saat itu juga."Â
Namun, kemudian pemberontakan terperangkap di Amerika Serikat di dalam Irak, sehingga perang Suriah sebenarnya tertunda delapan tahun, namun apa yang kita saksikan adalah gagasan gila Netanyahu tentang perang regional sehingga Israel dapat memiliki Israel Raya, sebagaimana mereka menyebutnya dengan kata lain.
"Semuanya dilakukan untuk menghentikan perjuangan Palestina dan AS terus terlibat dalam perang, serta Jake Sullivan lagi hari ini menjelaskan soal teroris, siapa yang peduli dengan teroris, kita akan menggulingkan Assad dan ini sekali lagi untuk lobi Israel pada dasarnya," tuturnya.
Dalam pikiran Sachs, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika Amerika tidak terlibat.