Elon Musk Sebut Singapura Terancam Punah, Apa Sebabnya?

Elon Musk.
Sumber :
  • WIRED

Jakarta, VIVA – Elon Musk baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Tokoh di balik inovasi besar di dunia teknologi dan ruang angkasa ini menyebut Singapura sebagai salah satu negara yang terancam akan punah. Pernyataan ini disampaikan melalui platform media sosial X (dulunya Twitter) miliknya. 

Perangkat Starlink yang Disita Aparat Keamanan Menarik Perhatian Kemendagri

Ia mengaitkan pernyataan tersebut dengan menurunnya tingkat kelahiran yang kini berada pada titik terendah dalam sejarah negara tersebut, menanggapi sebuah artikel yang membahas rendahnya angka kelahiran di Singapura. 

Elon Musk.

Photo :
  • Expat Guide Turkey
Belajar dari Ledakan Tesla Cybertruck Berarti Semua Pengguna Tesla Diawasi, Termasuk Anda?

“Singapura (dan banyak negara lainnya) sedang menuju kepunahan,” tulis Elon Musk yang dikutip dari akun X @elonmusk pada Senin, 9 Desember 2024. 

Rendahnya angka kelahiran bukan hanya menjadi tantangan bagi Singapura, tetapi juga banyak negara lain. Menurut laporan yang dilansir dari Newsx, tingkat kelahiran di Singapura turun menjadi 0,97 anak per wanita pada 2023. Angka ini jauh di bawah level yang dianggap berkelanjutan untuk menjaga populasi tetap stabil. 

Polisi Setop Kasus Pelecehan Turis Singapura di Braga Bandung

Sebagai perbandingan, Korea Selatan mencatat tingkat kelahiran 0,7, dan Jepang berada di angka 1,2. Situasi serupa juga dialami oleh China, yang kini menghadapi penurunan populasi setelah bertahun-tahun mengandalkan tenaga kerja murah.

Krisis ini tidak hanya berdampak pada jumlah penduduk, tetapi juga pada struktur masyarakat, terutama karena populasi lanjut usia terus bertambah. Di Singapura, satu dari lima penduduk kini berusia di atas 65 tahun, dan proporsi ini diperkirakan meningkat menjadi satu dari empat pada 2030.

Pernyataan Musk memicu berbagai tanggapan. Sebagian orang menganggapnya berlebihan, sementara yang lain menganggap krisis kelahiran sebagai ancaman nyata bagi keberlanjutan Singapura. Beberapa pihak menyoroti bahwa imigrasi bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini. Namun, pandangan ini juga mendapat kritikan karena Singapura sendiri adalah negara yang dibangun oleh imigran.

Singapura telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendorong angka kelahiran. Pemerintah memberikan bantuan keuangan kepada keluarga, memperlonggar aturan pembekuan sel telur, dan memperpanjang cuti bagi orang tua. Namun, langkah-langkah ini belum cukup untuk membalikkan tren penurunan kelahiran di tengah cepatnya penuaan populasi.

Meski menghadapi tantangan, Singapura tetap menjadi salah satu negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia. Jumlah penduduk yang berusia 80 tahun ke atas terus meningkat, mencerminkan keberhasilan sistem kesehatan dan kualitas hidup di negara tersebut. Namun, rendahnya angka kelahiran menjadi tantangan serius yang harus diatasi untuk menjaga keberlanjutan populasi di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya