Parlemen Gulingkan PM Prancis Michel Barnier

Bendera Prancis.
Sumber :
  • Pixabay

Paris, VIVA – Anggota parlemen Prancis pada hari Rabu, 4 Desember 2024, akan menggulingkan Perdana Menteri Michel Barnier setelah hanya tiga bulan menjabat.

Prancis dan Arab Saudi Tandem Pimpin Konferensi Pembentukan Negara Palestina

Ini merupakan langkah bersejarah yang semakin menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan politik.

Untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam puluh tahun, Majelis Nasional Prancis menggulingkan pemerintahan yang sedang menjabat, menyetujui mosi tidak percaya yang telah diusulkan oleh kaum kiri garis keras, tetapi yang secara krusial didukung oleh kaum kanan garis keras yang dipimpin oleh Marine Le Pen.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Pengusiran cepat Barnier dari jabatannya terjadi setelah pemilihan parlemen dadakan musim panas ini.

Jelang Musim Dingin, Prancis, Inggris, dan Jerman Desak Israel Buka Perbatasan untuk Bantuan ke Gaza

Presiden Emmanuel Macron sekarang memiliki pilihan yang tidak menyenangkan untuk memilih pengganti yang layak dengan lebih dari dua tahun masa jabatan presidennya yang tersisa.

Majelis Nasional memperdebatkan mosi yang diajukan oleh kubu kiri garis keras dalam kebuntuan mengenai anggaran penghematan tahun depan, setelah perdana menteri pada hari Senin memaksakan RUU pembiayaan jaminan sosial tanpa pemungutan suara.

Dengan dukungan kubu kanan ekstrem, mayoritas 331 anggota parlemen di majelis yang beranggotakan 577 orang itu memilih untuk menggulingkan pemerintah.

Juru bicara Yael Braun-Pivet mengonfirmasi penggulingan Barnie.

"Barnier sekarang harus menyerahkan pengunduran dirinya kepada Macron dan menyatakan sidang ditutup," kata Braun-Pivet, dikutip dari France 24, Kamis, 5 Desember 2024.

Macron terbang kembali ke Paris menjelang pemungutan suara setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan tiga harinya ke Arab Saudi, yang tampaknya jauh dari krisis domestik.

Pada hari Selasa, 3 Desember 2024, Macron menuduh kubu kanan ekstrem Le Pen melakukan sinisme yang tak tertahankan dalam mendukung mosi tersebut.

Tidak ada pemilihan umum baru yang dapat diselenggarakan dalam kurun waktu satu tahun sejak pemungutan suara musim panas lalu, sehingga mempersempit pilihan Macron.

Laurent Wauquiez, kepala deputi sayap kanan di parlemen, mengatakan sayap kanan ekstrem dan sayap kiri ekstrem bertanggung jawab atas mosi tidak percaya yang akan menjerumuskan negara ke dalam ketidakstabilan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya