Warga Gaza Terpapar Risiko Konflik akibat Perintah Evakuasi Berulang Israel, Menurut PBB

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel
Sumber :
  • wsj.com

Hamilton, VIVA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 3 Desember 2024, melaporkan bahwa perintah evakuasi berulang yang dikeluarkan Israel, yang memengaruhi sekitar 80 persen wilayah Jalur Gaza, telah menempatkan warga sipil dalam kondisi berbahaya.

Majelis Umum PBB Desak Berdirinya Negara Palestina, Minta Israel Angkat Kaki dari Jalur Gaza

"Perintah evakuasi berulang Israel, yang kini mencakup sekitar 80 persen wilayah Jalur Gaza, membuat warga sipil terpapar risiko konflik dan kehilangan akses ke layanan penting," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers.

Dujarric menjelaskan bahwa Gaza utara telah berada di bawah pengepungan yang semakin ketat selama hampir dua bulan.

Kepala Komisioner Sipir Penjara Israel Ditangkap Gegara Menghalangi Penyelidikan

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel

Photo :
  • Akhbar al Aan

Sekitar 65.000 hingga 500.000 orang di wilayah tersebut tidak dapat mengakses makanan, air, listrik, atau layanan kesehatan yang memadai.

Israel Lakukan Serangan di Dekat Bandara Damaskus Suriah

Ia menekankan bahwa "seluruh populasi Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan," serta menyoroti kondisi lebih dari 58.000 penyandang disabilitas yang menghadapi tantangan tambahan dalam mengakses makanan.

Di wilayah selatan Gaza, Dujarric menyebutkan bahwa "sebagian orang melewatkan waktu makan dan mencari makanan dari tumpukan sampah."

Dengan mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Dujarric memperingatkan bahwa akses kemanusiaan terus terhambat.

Wilayah di bagian timur dan barat Gaza Utara menyaksikan gelombang pengungsian warga Palestina pada Sabtu malam, 5 Oktober 2024, di tengah pemboman udara dan artileri intensif Israel, menurut laporan seorang wartawan Anadolu.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

"Pada bulan November, dari 578 pergerakan bantuan yang direncanakan di Gaza yang memerlukan koordinasi dengan otoritas Israel, hanya 41 persen yang berhasil. Lebih dari sepertiga ditolak, dan sisanya terhalang atau dibatalkan karena tantangan keamanan dan logistik," ungkapnya.

Dujarric juga melaporkan bahwa misi bantuan ke Gaza utara menghadapi gangguan besar, dengan upaya menjangkau daerah-daerah yang terkepung seperti Jabalya, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun mengalami hambatan serius. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya