Suriah Memanas, Menlu Iran Tuding Ulah AS-Israel untuk Kacaukan Stabilitas Asia Barat

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan AS bahwa negara tersebut akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi.
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu

Moskow/Teheran, VIVA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menelepon Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Sabtu, 30 November 2024, guna membahas situasi di Suriah, dan menyatakan keprihatinan atas peningkatan pertempuran di Suriah.

Mundur dari Jabatan Menhan Israel, Jenderal Gallant Serang Netanyahu

"Selama pembicaraan, kedua pihak menyatakan keprihatinan yang luar biasa atas peningkatan berbahaya pada situasi di Suriah sehubungan dengan serangan teroris oleh kelompok bersenjata di provinsi Aleppo dan Idlib," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Melalui pernyataan, Kemenlu Rusia menegaskan kembali dukungan bagi kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.

Hamas Ajukan Gencatan Senjata Tanpa Syarat Selama Sepekan, Menurut Media Israel

VIVA Militer: Tentara Rusia di Suriah

Photo :
  • middleeastmonitor.com

Kedua menteri luar negeri sepakat tentang perlunya mengintensifkan upaya bersama untuk menstabilkan situasi di Suriah.

Israel Serang Zona Aman Kemanusiaan di Gaza, 11 Tewas dan 15 Orang Luka-luka

Selain itu, kedua menlu sepakat bahwa situasi di Suriah perlu segera ditinjau secara komprehensif dalam kerangka format Astana.

Araghchi juga menyebut peningkatan aktivitas kelompok teroris di Suriah sebagai bagian dari rencana AS-Israel untuk mengacaukan stabilitas Asia Barat.

Kementerian Luar Negeri Iran, sementara itu, mengatakan kedua diplomat sepakat bahwa pembahasan perkembangan di Suriah harus dilakukan dalam format Astana tiga pihak termasuk Turki.

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) di Suriah

Photo :
  • Special Operation Forces of Ukraine

Kedua pihak, kata Kemenlu Iran, menyatakan dukungan kuat pada kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah, juga mendukung pemerintah dan tentara negara itu dalam memerangi kelompok teroris. 

Mereka "menyatakan perlunya mempertimbangkan masalah ini dalam kerangka proses Astana dan perlunya koordinasi antara Iran, Rusia, dan Turki – tiga negara penjamin (format Astana),” kata kementerian Iran itu melalui Telegram.

Format perundingan Astana diluncurkan pada 2017, dengan melibatkan Rusia, Iran, Turki sebagai negara penjamin proses penyelesaian krisis Suriah.

Format itu juga mencakup perwakilan pemerintah dan oposisi Suriah, Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta Yordania, Lebanon, dan Irak sebagai negara pengamat.

Pertempuran meletus pada 27 November antara pasukan rezim Assad dan kelompok bersenjata anti-rezim di pedesaan barat provinsi Aleppo di Suriah utara.

Dari 27 hingga 28 November, kelompok bersenjata anti-rezim bergerak cepat dari pedesaan barat menuju pusat kota, dan merebut sebagian besar wilayah tersebut pada Sabtu (30/11).

Kelompok bersenjata tersebut menguasai Khan Shaykun pada Sabtu malam, dan menguasai seluruh Idlib. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya