AS Berniat Kirim Senjata Nuklir ke Ukraina, Rusia: Tindakan Gila
- Anadolu Ajansi
Moskow, VIVA – Kementerian Luar Negeri Rusia angkat bicara pada Rabu, 27 November 2024, terkait sebuah laporkan yang beredar bahwa Washington harus memberikan senjata nuklir kepada Ukraina.
Rusia menyebutkan bahwa ide tersebut 'gila' dan skenario seperti itu adalah salah satu alasan mengapa Moskow masuk ke Ukraina.
The New York Times melaporkan pada minggu lalu bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya telah menyarankan Presiden AS Joe Biden untuk memberikan senjata nuklir kepada Ukraina sebelum ia meninggalkan jabatannya.
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan bahwa semua pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa skenario seperti itu tidak terjadi.
"Kami menganggap ini sebagai kegilaan," kata Zakharova kepada wartawan ketika ditanya tentang masalah tersebut.
"Ini adalah kegilaan mutlak yang dipaksakan kepada sebagian tertentu dari lembaga politik di Ukraina oleh orang Barat," sambungnya, dikutip dari Alarabiya, Kamis, 28 November 2024.
Ia pun menuduh Kiev menggunakan isu tersebut, yang ia gambarkan sebagai propaganda, untuk mencoba memeras lebih banyak bantuan dari Barat.
"Tindakan yang tidak bertanggung jawab oleh Ukraina dan para pendukung Baratnya dapat membawa dunia ke ambang bencana," ia memperingatkan.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan pada hari Selasa, 26 November 2024, bahwa diskusi di Barat tentang mempersenjatai Ukraina dengan senjata nuklir adalah benar-benar tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, pejabat keamanan senior Rusia Dmitry Medvedev telah memperingatkan bahwa Moskow dapat menganggap transfer semacam itu sama saja dengan serangan terhadap Rusia, yang menyediakan dasar untuk respons nuklir.
Sebagai informasi, Ukraina mewarisi senjata nuklir dari Uni Soviet setelah keruntuhannya pada tahun 1991, tetapi mereka telah menyerahkannya berdasarkan perjanjian tahun 1994, Memorandum Budapest, sebagai imbalan atas jaminan keamanan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun telah berulang kali mengeluh bahwa tindakan tersebut membuat negaranya tidak aman, yang merupakan salah satu alasan mengapa ia berpendapat bahwa Ukraina harus diterima dalam aliansi militer NATO, sesuatu yang ditentang oleh Moskow.