PBB Desak Gencatan Senjata di Timur Tengah untuk Akhiri Penderitaan Warga Sipil

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk
Sumber :
  • Anadolu Ajansi

Jenewa, VIVA – Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Volker Turk, menyampaikan kekhawatiran mendalam atas konflik yang semakin memanas di Timur Tengah. Dalam pernyataannya pada hari Selasa, 26 November 2024, ia menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di semua wilayah yang terdampak, termasuk Lebanon, Israel, dan Gaza.

Hamas dan Israel Tak Akan Gencatan Senjata sebelum pelantikan Trump, Menurut Media

"Berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang agar pihak-pihak yang bertikai dapat mengakhiri penderitaan ini?" tanya Turk, dilansir dari Anadolu Ajansi.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk

Photo :
  • Anadolu Ajansi
Militer Israel Terobos Lebanon Selatan, Langgar Lagi Gencatan Senjata

Ia menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan tragedi yang dialami orang-orang tak bersalah adalah dengan menghentikan kekerasan melalui gencatan senjata total.

Turk mengungkapkan data mengerikan dari Lebanon, di mana puluhan orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel antara 22 dan 24 November. Korban termasuk delapan anak-anak, 19 perempuan, dan tujuh tenaga medis. 

Hamas: Gencatan Senjata di Gaza Mandek karena Penjajah Israel Ajukan Syarat-syarat Baru

Serangan ini juga menghancurkan fasilitas kesehatan, yang semakin mempersulit bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.

"Petugas kesehatan yang bertugas menyelamatkan nyawa harus dihormati dan dilindungi dalam situasi apapun," kata Turk. 

Ia menambahkan bahwa menyerang tenaga kesehatan adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Selain itu, Turk menyoroti bahwa hampir setengah dari serangan terhadap tim medis di Lebanon menyebabkan korban jiwa. Angka ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan konflik lain di dunia saat ini. 

Hal ini menunjukkan betapa parahnya dampak perang terhadap warga sipil, terutama mereka yang berada di garis depan bantuan kemanusiaan.

Ia meminta Israel untuk mengambil langkah tegas guna melindungi tenaga kesehatan dan memastikan keselamatan warga sipil. 

"Tindakan militer yang tidak mematuhi prinsip kehati-hatian, pembedaan, dan proporsionalitas hanya akan memperburuk penderitaan manusia," tegasnya.

Sejak Oktober tahun lalu, Israel telah meningkatkan serangan militernya terhadap Lebanon, dengan alasan menargetkan kelompok Hizbullah. Serangan ini telah menyebabkan lebih dari 3.760 orang tewas, 15.700 orang terluka, dan lebih dari satu juta orang mengungsi, menurut data otoritas kesehatan Lebanon.

Pada 1 Oktober tahun ini, Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke wilayah Lebanon selatan. Serangan ini menghancurkan infrastruktur sipil dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya