Mencuatnya Brand Gaza Cola di Inggris, Apa Bedanya dengan Coca-Cola?

Minuman Gaza Cola yang Beredar di Komunitas Arab di Inggris (Doc: Al Jazeera)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

London, VIVA – Hiba Express, jaringan makanan cepat saji di Holborn, kawasan pusat kota London, yang ramai dengan restoran, toko buku, dan pertokoan, kini terlihat penuh dengan pengunjung. Tempat itu kini menjadi sorotan karena adanya minuman, yang mirip dengan 'Coca-Cola' yakni 'Gaza Cola'.

Di atas Hiba terdapat Palestine House, tempat berkumpul bertingkat bagi warga Palestina dan para pendukungnya, dibangun dengan gaya rumah tradisional Arab dengan dinding batu dan halaman tengah dengan air mancur.

London Bergema dengan Suara Pro Palestina

Photo :
  • Shaheen Abdulla/Maktoob

Osama Qashoo, adalah pendiri dari Hiba Express pada tahun 2012 dan terlibat dengan restoran tersebut hingga tahun 2020.

Di Hiba Express, tim menyajikan hidangan khas Palestina dan Lebanon, termasuk di beberapa meja terdapat kaleng soda berwarna merah ceri yang dihiasi dengan garis-garis hitam, putih, dan hijau dari bendera Palestina serta karya seni Arab, dan dibatasi oleh pola keffiyeh. "Gaza Cola" ditulis dalam kaligrafi Arab dalam aksara yang mirip dengan merek cola populer.

Ini adalah minuman dengan pesan dan misi.

Qashoo menunjukkan bahwa minuman tersebut, yang terbuat dari bahan-bahan cola biasa dan memiliki rasa manis dan asam yang mirip dengan Coca-Cola, sama sekali berbeda dari formula yang digunakan brand terkenal.

Ia tidak akan mengatakan bagaimana atau di mana resep tersebut berasal, tetapi ia akan menegaskan bahwa ia menciptakan Gaza Cola pada bulan November 2023.

Nynke Brett, yang tinggal di Hackney, London timur, menemukan Gaza Cola saat menghadiri acara budaya di Palestine House.

"Rasanya tidak semanis Coke (Coca Cola). Lebih lembut, lebih enak di lidah," katanya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 26 November 2024.

"Rasanya lebih nikmat karena Anda mendukung Palestina," sambungnya.

Qashoo menciptakan Gaza Cola karena beberapa alasan, katanya, tetapi yang pertama adalah memboikot perusahaan yang mendukung dan mendanai tentara Israel serta mendukung genosida di Gaza.

"Untuk menemukan rasa yang bebas dari rasa bersalah dan genosida. Rasa kebebasan yang sesungguhnya," ujar Qashoo.

Minuman Gaza Cola yang Beredar di Komunitas Arab di Inggris (Doc: Al Jazeera)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Penjelasannya mungkin terdengar seperti slogan pemasaran, tetapi kebebasan Palestina dekat di hati Qashoo.

Paus Fransiskus Sampaikan Kecaman Lebih Keras Lagi Sebut "Arogansi Penjajah" Israel 

Pada tahun 2001, ia mendirikan International Solidarity Movement (ISM), sebuah kelompok yang menggunakan aksi langsung tanpa kekerasan untuk menantang dan melawan pendudukan Israel atas tanah Palestina. 

Organisasi ini membuka jalan bagi gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) empat tahun kemudian.

Pengadilan Domestik Akan Tentukan Sikap Inggris atas Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu

BDS memboikot perusahaan dan produk yang menurut mereka berperan langsung dalam penindasan Israel terhadap warga Palestina. 

Qashoo dipaksa meninggalkan Palestina pada tahun 2003 setelah mengorganisir demonstrasi damai terhadap “tembok apartheid” sebuah tembok pemisah yang dibangun oleh Israel di dalam Tepi Barat, yang diakui sebagai tembok antara Israel dan wilayah Palestina.

Netanyahu Gelar Rapat Kabinet Tingkat Tinggi, Bahas Gencatan Senjata Israel dengan Hizbullah
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di perbatasan Lebanon

Serangan Israel di Beirut Selatan, 31 Orang Tewas

Serangan Israel menghantam Beirut selatan, pada Senin. Hal itu disampaikan oleh media resmi Lebanon, dan otoritas kesehatan. Setidaknya 31 orang dilaporkan tewas.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024