Hizbullah Akui Tewasnya Kepala Hubungan Media dalam Pemboman Israel di Beirut

VIVA Militer: Milisi Hizbullah Lebanon
Sumber :
  • global.espreso.tv

Teheran, VIVA - Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, secara resmi mengonfirmasi bahwa Mohammed Afif Al-Nabulsi, kepala hubungan medianya, telah dibunuh dalam serangan udara Israel di pusat kota Beirut.

Presiden Israel Urung Hadiri KTT Iklim gara-gara Turki Larang Pesawatnya Melintas

Dalam sebuah pernyataan pada Senin dini hari, Hizbullah mengungkapkan belasungkawa kepada Sekretaris Jenderal Naim Qassem, para pejuang perlawanan, dan keluarga Al-Nabulsi atas kesyahidannya.

Mohammad Afif Al-Nabulsi, yang bertanggung jawab atas hubungan media Hizbullah, bersama sejumlah rekannya, telah menjadi syahid dalam pemboman rezim Zionis yang kejam, kata pernyataan tersebut.

Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Sebut Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza

Jerman dan Prancis Serukan Gencatan Senjata antara Israel dan Hizbullah

Photo :
  • Anadolu Ajansi

Pernyataan itu menambahkan bahwa Afif adalah sosok yang setia, kuat, dan terpercaya serta salah satu pilar utama dalam kegiatan media, politik, dan perlawanan Hizbullah.

Pimpinan Muslim AS Kecewa Donald Trump Pilih Kabinet Pro-Irael

Gerakan tersebut mengatakan Afif dengan jelas menggambarkan ciri-ciri perang yang sedang berlangsung melalui penampilan langsungnya di pinggiran selatan Beirut yang menjadi titik fokus pemboman Israel di ibu kota Lebanon.

Hizbullah mengatakan posisi Afif yang menimbulkan rasa takut di hati musuh karena ia tidak pernah takut dengan ancaman untuk dibunuh dan merespons ancaman musuh dengan kalimat terkenal "Kami tidak takut pemboman, bagaimana kami bisa takut dengan ancaman."

Serangan Israel pada Minggu menargetkan sebuah bangunan di distrik Ras Al-Naba'a di Beirut yang mengakibatkan terbunuhnya kepala hubungan media Hezbollah tersebut. (ant)

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel

Palestina: Israel Menerjemahkan Dukungan Terus-menerus AS Jadi Pembantaian Genosida

Otoritas Palestina menuding pemerintahan AS bertanggung jawab atas berlanjutnya pertumpahan darah di Gaza di tengah serangan mematikan Israel terhadap wilayah tersebut.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024