Trump Beri 'Lampu Hijau' untuk Gencatan Senjata Israel-Lebanon
- (AP Photo/Lynne Sladky)
Washington, VIVA – Presiden terpilih AS Donald Trump dilaporkan telah menyatakan dukungannya terhadap perjanjian gencatan senjata di Lebanon selama diskusi dengan pejabat Israel. Hal itu dilaporkan oleh media Israel.
Perusahaan Penyiaran Publik Israel, KAN, pada Jumat, 15 November 2024, bahwa Ron Dermer, Menteri Urusan Strategis Israel, bertemu dengan Trump dan pejabat senior dari pemerintahannya pada minggu lalu untuk membahas berbagai masalah, termasuk konflik yang sedang berlangsung di Lebanon.
Trump dilaporkan memberikan persetujuan resminya atas upaya untuk mencapai perdamaian dan gencatan senjata.
"Saya ingin Anda mencapai kesepakatan tentang Lebanon. Saya tidak keberatan dengan rencana saat ini," kata Trump kepada Dermer, dikutip dari ANews, Senin, 18 November 2024.
Pemerintahan AS saat ini, yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden, telah memediasi pembicaraan antara Israel dan Lebanon untuk membuat gencatan senjata.
Menurut media Israel, rencana AS yang diusulkan mencakup penarikan pasukan Hizbullah ke utara Sungai Litani, penempatan Tentara Lebanon di Lebanon selatan, dan pembatasan kemampuan Hizbullah untuk membangun posisi atau mentransfer senjata melalui Suriah.
Namun, Israel bersikeras mempertahankan hak untuk menargetkan Hizbullah di Lebanon bahkan setelah kesepakatan. Kondisi ini tentu ditolak dengan tegas oleh Lebanon.
Hizbullah, pada bagiannya, menegaskan bahwa setiap negosiasi tidak langsung harus menjamin dua syarat utama, termasuk penghentian agresi Israel dan perlindungan penuh atas kedaulatan Lebanon.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa pertemuan Dermer dengan Trump terjadi bahkan sebelum ia mengadakan diskusi dengan pejabat senior AS lainnya awal minggu ini.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar baru-baru ini mengklaim bahwa kemajuan signifikan telah dicapai dalam negosiasi tersebut. Namun, Menteri Pertahanan Israel Katz membantah hal ini, dengan menyatakan bahwa Tel Aviv tidak akan menyetujui penyelesaian gencatan senjata apa pun, tanpa mencakup pelucutan senjata Hizbullah dan penarikannya di luar Sungai Litani.
Trump, yang secara resmi memangku jabatan pada 20 Januari 2025, terus mengisyaratkan kesediaannya untuk mendukung gencatan senjata, tetapi tanggung jawab akhir untuk negosiasi tersebut tetap berada di tangan pemerintahan saat ini.