Trump Janji Selesaikan Perang di Ukraina dan Palestina dengan Cara Ini
- (AP Photo/Alex Brandon)
Washington, VIVA – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump menegaskan penguatan militer saat ia mengulangi janjinya untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.
Trump, yang berkampanye dengan kebijakan luar negeri "America First", sebelumnya mengatakan ingin mencapai kesepakatan antara Kiev dan Moskow, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Melansir dari ANews, pada Sabtu, 16 November 2024, Trump juga berkeinginan mengakhiri pertumpahan darah di Timur Tengah.
"Kita harus kembali ke negara yang hebat dengan pajak rendah dan militer yang kuat. Kita akan memperbaiki militer kita, kita pernah melakukannya sekali dan sekarang kita harus melakukannya lagi," kata Trump di sebuah gala yang diselenggarakan oleh America First Policy Institute di resor Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida.
Jadi, Trump menegaskan bahwa perang itu harus dihentikan. "Kita akan bekerja di Timur Tengah dan kita akan bekerja sangat keras di Rusia dan Ukraina. (Perang) itu harus dihentikan," tambah Trump.
Ia juga mengkritik sebagian besar pengeluaran AS untuk Afghanistan, tempat pasukan Amerika ditarik pada tahun 2021, setelah dua dekade memerangi pemberontakan oleh Taliban, yang kembali berkuasa tahun itu.
Terpilihnya kembali Trump berpotensi mengakhiri konflik hampir tiga tahun antara Rusia dan Ukraina, yang menimbulkan pertanyaan mengenai dukungan Washington senilai miliaran dolar untuk Kiev, yang sangat penting bagi pertahanannya.
Tokoh dari Partai Republik itu juga mengatakan bahwa ia dapat mengakhiri pertempuran dalam beberapa jam, dan telah mengindikasikan akan berbicara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, Trump belum mengatakan bagaimana untuk mencapai kesepakatan damai di Ukraina atau persyaratan apa yang akan diusulkan.
Diketahui, Trump telah mencalonkan veteran Garda Nasional Pete Hegseth untuk memimpin militer paling kuat di dunia sebagai Menteri Pertahanan, meskipun portofolionya dinilai terbatas.
Jika dikonfirmasi oleh Senat, Hegseth akan memimpin sekitar 3,4 juta tentara dan warga sipil, dan mengawasi anggaran tahunan sekitar US$ 850 miliar (Rp 13,4 kuadriliun.
Presiden terpilih AS itu juga telah mempercayakan Elon Musk, orang terkaya di dunia, dengan tugas mengusulkan pemotongan uang anggaran menjadi US$ 2 triliun dari pemerintah federal yang awalnya sebesar US$ 7 triliun.