Hasil Penyelidikan Komite Khusus PBB Pastikan Tindakan Militer Israel di Gaza Konsisten Genosida

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, bahwa lebih dari 6 persen dari seluruh populasi Gaza tewas atau terluka seiring dengan hampir setahun kampanye brutal militer Israel di wilayah Palestina tersebut.
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu

Istanbul, VIVA - Sebuah laporan baru yang dirilis pada Kamis, 14 November 2024, oleh Komite Khusus PBB yang menyelidiki praktik Israel di Gaza, mendapati bahwa tindakan militer Israel konsisten dengan karakteristik genosida.

Komite itu menuduh Israel secara sengaja membuat kondisi yang mengancam nyawa bagi warga Palestina, termasuk menggunakan kelaparan sebagai metode perang.

“Sejak awal perang, pejabat Israel secara terbuka mendukung kebijakan yang merampas warga Palestina dari kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup — makanan, air, dan bahan bakar,” kata komite tersebut.

Wilayah di bagian timur dan barat Gaza Utara menyaksikan gelombang pengungsian warga Palestina pada Sabtu malam, 5 Oktober 2024, di tengah pemboman udara dan artileri intensif Israel, menurut laporan seorang wartawan Anadolu.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

Israel juga secara sistematis menghambat bantuan kemanusiaan untuk memanfaatkan pasokan vital demi tujuan politik dan militer, kata komite itu menambahkan.

Sejak Oktober 2023 (ketika serangan ke Gaza dimulai) hingga Juli 2024, laporan itu menyoroti dampak menghancurkan dari pengepungan dan kampanye pemboman Israel yang berkelanjutan.

Laporan itu juga menegaskan bagaimana penghancuran infrastruktur Gaza, termasuk sistem air, sanitasi, dan pangan, telah menyebabkan bencana kemanusiaan.

“Dengan menghancurkan sistem air, sanitasi, dan pangan yang vital, serta mencemari lingkungan, Israel telah menciptakan gabungan krisis mematikan yang akan membahayakan generasi mendatang,” kata komite tersebut.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

Photo :
  • idf.il

Selain itu, laporan Komite Khusus PBB itu juga menyatakan kekhawatiran penggunaan sistem penargetan yang ditingkatkan dengan kecerdasan buatan dalam operasi militer oleh Israel, yang diklaim telah menyebabkan jumlah korban sipil yang tidak proporsional, terutama di kalangan perempuan dan anak-anak.

"Penggunaan penargetan yang dibantu oleh AI oleh militer Israel, dengan pengawasan manusia yang minim, ditambah dengan penggunaan bom berat, menegaskan ketidakpedulian Israel terhadap kewajibannya untuk membedakan antara warga sipil dan kombatan," kata komite tersebut.

Kritik lebih lanjut diarahkan pada sensor media Israel dan penindasan terhadap perbedaan pendapat, serta serangan terhadap organisasi PBB dan pekerja kemanusiaan.

Komite juga meminta pertanggungjawaban internasional, mendesak anggota PBB untuk menghentikan dukungan atas tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat.

“Kegagalan untuk melakukan hal tersebut melemahkan inti dari sistem hukum internasional dan menciptakan preseden berbahaya, memungkinkan kekejaman terus berlanjut tanpa dihentikan,” tambah komite tersebut.

DPR RI Sebut Sudah Saatnya PBB Keluarkan Israel dari Keanggotaan

Temuan komite ini dijadwalkan akan dipresentasikan pada Senin mendatang di Majelis Umum PBB.
Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan ini telah menewaskan lebih dari 43.700 orang dan melukai sekitar 103.000 orang, menjadikan wilayah tersebut hampir tak layak huni.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait perang mematikannya di Gaza. (ant)

Iran Dukung Upaya Rusia Stop "Mesin Pembunuh Israel" Bantai Warga Sipil di Lebanon
Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon.

AS Akui Bantuan Kemanusiaan yang Masuk ke Gaza 'Belum Cukup'

AS menyadari bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza “belum cukup”, kata seorang pejabat Pentagon -- markas besar Departemen Pertahanan.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024