Tentara Israel Beri Ulasan 'Mengejek' di Google setelah Hancurkan RS hingga Restoran di Lebanon
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Beirut, VIVA – Tentara Israel meninggalkan ulasan di Google untuk tempat-tempat di Lebanon selatan yang telah mereka hancurkan. Para tentara menulis 'guyonan' tentang kehancuran yang telah mereka sebabkan di Beirut.
"Tidak ada masjid, hanya puing-puing dan pintu masuk terowongan yang diblokir. Saya pergi tanpa tujuan. Tidak direkomendasikan," tulis Gabi Weisskopf tentang Masjid Ahel al-Quran di dekat kota Yarine.
Ulasan lain, yang diposting oleh Elad Biton, membanggakan tentang dugaan pembakaran rumah sakit umum Mays al-Jabal.
"Mengecewakan sekali, katanya buka di pagi hari, kami tiba dan ternyata tutup," kata Biton.
"Pelayanannya sangat buruk. Tidak ada kondisi yang baik untuk menginap. Tapi selain itu, ada (banyak kebakaran)," tambahnya, dikutip dari Middle East Eye, Selasa, 12 November 2024.
Sejak perang Israel di Gaza meletus setahun yang lalu, tentara Israel telah membanjiri media sosial dengan konten yang mengganggu, yang seolah-olah menikmati kehancuran yang tidak beralasan terhadap komunitas Palestina.
Para tentara juga mengunggah rekaman diri mereka di TikTok, Instagram, dan tempat lain yang memperlihatkan mereka sedang menjarah rumah-rumah warga, mengenakan pakaian dalam wanita, dan merayakan keberhasilan karena meledakkan bangunan tempat tinggal warga sipil.
Tren ini berlanjut di Lebanon, di mana para tentara memfilmkan diri mereka sendiri saat mencuri uang dan kartu identitas orang, memainkan piano, dan meledakkan seluruh kota.
Di Google, seorang tentara mengunggah gambar tank Israel yang ditempatkan di sebuah pusat kebugaran di Ramya.
"Pusat kebugaran itu sendiri memiliki kualitas yang cukup tinggi, tetapi ada sinergi yang buruk antara (tank Merkava) dan terowongan, seperti, kedua fasilitas itu ada di pusat kebugaran, tetapi terowongannya terlalu kecil untuk menggunakan Merkava di dalamnya, saya tahu itu bukan masalah besar, tetapi dengan pengawasan seperti ini saya tidak dapat memberi bintang 5," tulis seorang pengguna bernama Tomer8009.
Pengulas lain, Doron Blumshtein, mengulas sebuah pondok perkemahan di dekat perbatasan Lebanon dengan Israel dengan nada mengejek.
"Terima kasih atas sumbangannya. Para prajurit bersenang-senang. Sayang sekali ada banyak tikus dan tidak ada air di kolam renang dan semua jendelanya pecah," tulisnya.
Sementara itu, Amichai Eldar memposting ulasan untuk sebuah restoran di Aitaroun dengan mengatakan, "Makanan lezat. Suasana yang luar biasa."
Para ahli hukum sebelumnya telah memperingatkan bahwa video yang diunggah oleh tentara Israel dapat melanggar hukum internasional, dan sebuah dokumenter Al Jazeera mengungkapkan bahwa TikTok mereka dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Sebagai informasi, perang Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 3.000 orang sejak bentrokan dengan Hizbullah pertama kali dimulai pada 8 Oktober 2023.
Sebagian besar kematian tersebut terjadi setelah Israel melancarkan kampanye pengeboman yang meluas di negara itu pada September lalu, diikuti oleh invasi darat pada bulan Oktober.