Erdogan Tagih Janji Donald Trump Selesaikan Konflik Israel di Gaza dan Lebanon
- Voice of America
Ankara, VIVA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menepati janji kampanyenya dan mengakhiri perang Israel di Gaza dan Lebanon.
“Kami ingin janji itu dipenuhi, dan Israel diminta untuk berhenti,” kata Erdogan saat jumpa pers dengan wartawan yang menemaninya dalam perjalanan ke Hungaria.
“Saya yakin bahwa Trump menghentikan dukungan senjata ke Israel dapat menjadi langkah penting untuk menghentikan agresi Israel di wilayah Palestina dan Lebanon," tambahnya, dikutip dari Middle East Eye, Senin, 11 November 2024.
Erdogan berharap kebijakan Presiden Joe Biden, yang menurutnya telah memperdalam kebuntuan di kawasan itu dan memperburuk konflik segera berakhir.
Setelah kemenangan telak Trump dalam pemilihan umum pada hari Selasa, 5 November 2024, Erdogan mengadakan panggilan telepon dengan presiden terpilih itu untuk memberi selamat kepadanya atas keberhasilan kampanyenya.
"Terlepas dari semua tantangan dan tekanan, termasuk kasus hukum yang menjeratnya, Tuan Trump muncul sebagai pemenang," ucap Erdogan.
Ia menggambarkan percakapan itu sebagai percakapan yang tulus, dan menyatakan bahwa Trump sedang makan malam bersama keluarga saat itu, dengan Elon Musk dan anak Musk hadir selama panggilan telepon tersebut.
"Kami membahas proses pemilihan dan kerja sama antara Turki dan Amerika Serikat. Ia juga menyampaikan pernyataan positif mengenai masa depan Turki," imbuh Erdogan.
Selama panggilan telepon tersebut, Erdogan menyampaikan undangan kepada Trump untuk kunjungan resmi ke Turki.
Banyak orang di lingkaran Erdogan percaya bahwa masa jabatan Trump yang kedua dapat membina hubungan yang lebih kuat dengan Ankara, mengingat sejarah keterlibatan yang sering terjadi antara kedua pemimpin tersebut, termasuk panggilan telepon dan pertemuan.
Interaksi ini telah memberi Erdogan kesempatan untuk mengadvokasi isu-isu yang penting bagi Turki.
Misalnya, pada tahun 2019, Trump memberi Erdogan lampu hijau untuk melancarkan operasi militer di Suriah utara, yang memungkinkan Ankara untuk merebut wilayah dan membatasi pengaruh pasukan Kurdi Suriah yang bersekutu dengan AS di sepanjang perbatasan Turki.
Ketika Washington menjatuhkan sanksi kepada Turki sebagai tanggapan atas pembelian sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, Trump memilih paket sanksi yang paling ringan yang tersedia.
Meskipun ada ketegangan sesekali, seperti sanksi AS terhadap menteri Turki atas pemenjaraan pendeta Amerika Andrew Brunson pada tahun 2018, rombongan Erdogan percaya bahwa kedua pemimpin memiliki pola pikir yang sama dan dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan strategis yang lebih luas.