Joe Biden Disalahkan atas Kekalahan Kamala Harris pada Pemilu AS
- ANTARA/M Agung Rajasa
Washington, VIVA – Kemarahan menguasai Partai Demokrat pada Rabu, 6 November 2024, setelah capres Kamala Harris mengalami kekalahan dalam pemilihan umum (Pemilu), yang membuat beberapa pejabat partai dan pemilih tercengang.
Sifat kekalahannya membuat beberapa Demokrat mengajukan pertanyaan tentang masa depan partai.
Kritik paling tajam berisi tuduhan bahwa partai telah berbohong kepada para pendukungnya tentang kebugaran mental Presiden Joe Biden sampai debat TV yang membawa bencana dengan Trump pada bulan Juni lalu, yang menyebabkan Biden mengundurkan diri dari pemilihan umum.
Seorang donatur Demokrat bertanya, "Mengapa Joe Biden bertahan selama itu? Dia seharusnya tidak menyembunyikan (kesehatannya) dan mengundurkan diri lebih awal."
Biden secara pribadi mengatakan bahwa dia pikir dialah satu-satunya Demokrat yang dapat mengalahkan Trump, dan bersumpah di depan umum bahwa dia layak menjadi presiden selama empat tahun lagi.
Ketika dia mengundurkan diri dari pencalonan pada bulan Juli, dia mengatakan bahwa demi kepentingan terbaik partai dan negara ini, dia harus mengundurkan diri.
Pengumuman Biden pada bulan April 2023 bahwa ia akan mencalonkan diri kembali disambut dengan skeptis oleh banyak Demokrat, tetapi calon penantang potensial dengan cepat setuju untuk bergabung dengan kampanyenya sebagai penasihat, alih-alih menantangnya.
Seorang pejabat Demokrat juga menyalahkan "malapraktik" oleh lingkaran dalam Biden.
"Tidak seorang pun akan mengatakan kepadanya 'tidak'," kata pejabat itu yang mengkritik tim komunikasi dan politik Gedung Putih.
Seorang ajudan Harris mengatakan kampanye wakil presiden itu sudah hancur sejak awal karena kesetiaannya kepada presiden yang tidak populer itu.
Demokrat bisa saja menang dengan seseorang yang memisahkan diri dari Biden, dan menawarkan kebijakan yang berbeda, dan tampil sebagai kandidat perubahan.
"Salah satu kesalahan besar adalah pernyataan awal Harris di acara ABC 'The View' bahwa dia tidak dapat memikirkan apa pun yang akan dia lakukan secara berbeda dari Biden," ucap ajudan itu, dikutip dari The Sundaily, Kamis, 7 November 2024.
Pemerintah berhaluan kiri lainnya juga mendapat kecaman dari gerakan politik konservatif yang menargetkan imigran.
Perdana Menteri Liberal Kanada Justin Trudeau, misalnya, memangkas tingkat imigrasi di bawah kritik dari pihak kanan, dan partai-partai sayap kanan Eropa telah berjanji untuk memperketat aturan imigrasi, sambil menarik suara dari pihak kiri-tengah.
Hal itu tidak menghentikan seruan agar Partai Demokrat melakukan perhitungan ulang dari para donatur dan pemilih setelah kekalahan Harris.
"Partai membutuhkan perombakan total," tulis manajer dana lindung nilai Bill Ackman, donatur lama Demokrat yang mendukung Trump pada tahun 2024 di X.
"Partai berbohong kepada rakyat Amerika tentang kesehatan kognitif dan kebugaran presiden," sambungnya.
Sementara itu, tim kampanye Harris dan Gedung Putih menolak berkomentar.
Kekhawatiran tentang masalah pencalonan Harris sebagai presiden pun semakin dalam.
Dua kelompok yang diandalkan Harris untuk mengalahkan Trump yakni pemilih muda yang semakin beragam, yang diyakini termotivasi oleh perubahan iklim, nilai-nilai liberal dan kecakapannya dalam media sosial, serta perempuan yang khawatir tentang menyusutnya hak aborsi di bawah pemerintahan Republik, malah beralih ke arah Trump.
Secara keseluruhan, pangsa pemilih Trump yang berusia di bawah 45 tahun naik 2 poin persentase dari tahun 2020, demikian pula dengan pangsa pemilih perempuan, menurut data jajak pendapat Edison Research.
Trump juga meningkatkan dukungannya di banyak daerah pinggiran kota, tempat Demokrat mengira mereka telah membuat terobosan.
Pergeseran itu terjadi bahkan ketika tim kampanye Harris bersikeras bahwa persaingan ketat, dan bahwa ia memperoleh pemilih baru.
Seorang pejabat Komite Nasional Demokrat mengatakan bahwa ia menerima pesan teks kemarahan dari anggota partai pada Selasa malam.
"Mereka merasa dibohongi oleh tim kampanye," kata pejabat itu.
Kekalahan Harris adalah kekalahan pahit kedua Demokrat atas Trump selama tiga pemilihan terakhir. Kekalahan Hillary Clinton pada tahun 2016 telah membuka jalan bagi Biden untuk maju.
"Kami keluar dari lubang yang dalam tetapi tidak cukup. Kekalahan yang menghancurkan," tulis David Plouffe, penasihat senior tim kampanye Harris di X.
Pernyataan itu tampaknya merujuk pada jajak pendapat Biden yang lemah sebelum ia keluar dari perlombaan.
Dukungan Biden dan Harris terhadap Israel selama serangannya di Gaza juga memecah Partai Demokrat, dengan banyak Demokrat progresif yang menyerukan agar AS mengekang bantuan militernya ke Israel, tetapi tidak berhasil. Hal itu membuat suara di antara Demokrat yang condong ke kiri berkurang.