Ini Alasan Trump Menang di Wilayah Muslim-Amerika
- (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson)
Washington, VIVA – Calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, kalah di negara bagian Michigan, tempat suara komunitas Arab-Amerika, yang sangat menentukan hasil Pemilu.
Diketahui, kemenangan Donald Trump di 15 suara elektoral di tempat mayoritas Muslim-Amerika tersebut karena komunitas tersebut merasa dikhianati dan marah atas dukungan pemerintahan Biden-Harris untuk Israel, yang telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina di Gaza.
Melansir dari Middle East Monitor, Kamis, 7 November 2024, Trump melampaui 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan presiden AS 2024, menurut AP, pada Rabu, 6 November 2024.
Ia mengalahkan Harris dalam pemilihan 5 November 2024, dan memenangkan 292 suara Electoral College, sementara Harris memperoleh 224 elektoral.
Trump juga mengungguli Harris dengan sekitar 5 juta suara dalam penghitungan suara umum, sementara memperoleh sekitar 71 juta suara.
Ia memenangi beberapa negara bagian kunci, termasuk North Carolina, Georgia, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan, serta Indiana, Kentucky, West Virginia, Florida, Tennessee, South Carolina, Oklahoma, Mississippi, Alabama, Arkansas, North Dakota, South Dakota, Wyoming, Nebraska, Louisiana, Ohio, Texas, Missouri, Utah, Montana, Kansas, Iowa, dan Idaho.
Kemenangan ini menjadikan Trump sebagai Presiden AS kedua yang menjabat, setelah Grover Cleveland, yang menjabat dua periode terpisah pada akhir 1800-an.
Pemilu 2024 juga menguntungkan partai Republik secara keseluruhan, karena mereka berhasil menggeser kekuasaan dari Demokrat dengan mengambil alih kendali Senat AS dengan perolehan suara 52 berbanding 42. Beberapa pemilihan masih dihitung, tetapi hanya 51 suara yang dibutuhkan untuk mengambil alih mayoritas.
Kendali DPR masih harus ditentukan, karena beberapa pemilihan belum dilakukan. Sejauh ini, Partai Republik mengungguli Demokrat dengan selisih suara tipis, 210 berbanding 181, dengan angka setidaknya 218 suara yang dibutuhkan untuk mengambil alih kendali Kongres.
Di tingkat negara bagian, Partai Republik juga berhasil, dengan keseimbangan kekuasaan sekarang menjadi 27 gubernur dari Partai Republik berbanding 23 gubernur dari Partai Demokrat.