Kerahkan 50 Ribu Pasukan, Israel Tetap Gagal Rebut Satu Desa pun di Lebanon
- indiatimes.com
Tel Aviv, VIVA – Pasukan pendudukan Israel gagal merebut satu desa pun di Lebanon selatan, meskipun telah mengerahkan lebih dari 50.000 tentara dalam invasi darat selama sebulan. Hal itu dilaporkan oleh surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth.
Diketahui, serangan saat ini melibatkan lima divisi militer Israel, yang jumlahnya tiga kali lipat pasukan, yang dikerahkan selama perang 2006, dan tidak menghasilkan perolehan teritorial yang signifikan.
VIVA Militer: Tentara Israel di perbatasan Lebanon
- Al Jazeera
Laporan tersebut mengaitkan kemunduran Israel dengan "strategi taktis efektif" Hizbullah, termasuk pertahanan berlapis dan serangan presisi terhadap unit lapis baja Israel.
Kolonel Jack Neriya, mantan penasihat Perdana Menteri Yitzhak Rabin, mengatakan para pejuang Hizbullah membiarkan pasukan Israel maju sebelum menjebak mereka dalam penyergapan, yang telah menimbulkan tantangan bahkan bagi unit elit IDF.
"Taktik penyergapan ini telah menciptakan tantangan ekstrem bagi pasukan Israel, termasuk unit elit seperti Golani dan pasukan komando lainnya," kata Neriya, dikutip dari Middle East Monitor, Senin, 4 Oktober 2024.
Hizbullah pun mengklaim telah menghancurkan 42 tank Merkava, empat buldoser, dua Hummer, sebuah kendaraan lapis baja, dan sebuah pengangkut pasukan sejak invasi dimulai.
Gerakan perlawanan Lebanon juga melaporkan lebih dari 95 tentara Israel tewas dan 900 lainnya terluka. Pasukan Israel telah berjuang untuk memetakan posisi Hizbullah dan menangkis rudal yang sulit ditangkap.
Bulan lalu saja, Yedioth Ahronoth melaporkan, 64 tentara Israel dan 24 pemukim tewas di tengah permusuhan yang sedang berlangsung.
Selain itu, serangan Hizbullah, yang melibatkan ribuan rudal dan pesawat tanpa awak, telah memicu 14.000 sirene peringatan di Israel.
VIVA Militer: Pasukan khusus milisi Hizbullah Lebanon
- almaydeen.net
Meskipun mendapat dukungan besar dari artileri dan kekuatan udara, kampanye militer Israel hanya mengalami sedikit kemajuan.
Media Israel tersebut mencatat bahwa kegagalan yang sedang berlangsung ini dapat menyebabkan lebih banyak korban jiwa di pihak Israel daripada dalam perang mana pun sejak akhir 1940-an.
