Serangan Udara Israel di Beit Lahia Gaza, 45 Orang Tewas

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza
Sumber :
  • idf.il

Gaza, VIVA – Serangan udara Israel pada Sabtu malam, 26 Oktober 2024, menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina di Beit Lahia, Gaza. Laporan menyebutkan bahwa orang-orang terkena dampak kekuatan bom dan terjebak di bawah reruntuhan.

Bocah 7 Tahun Disekap di Pospol Pejaten, Polisi: Pelaku Positif Pakai Sabu

Melansir dari The New Arab, Senin, 28 Oktober 2024, bangunan-bangunan tempat tinggal di daerah itu runtuh dalam serangan semalam, dan puluhan orang hilang.

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, bahwa lebih dari 6 persen dari seluruh populasi Gaza tewas atau terluka seiring dengan hampir setahun kampanye brutal militer Israel di wilayah Palestina tersebut.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu
Truk Seruduk Kerumunan di Halte Bus Tel Aviv Dekat Markas Mossad, 1 Tewas Puluhan Luka-luka

Sedikitnya 80 orang lainnya terluka dalam serangan itu, dan kondisi mereka tidak diketahui.

Menurut berbagai laporan, penduduk di daerah itu awalnya diminta untuk mengungsi, tetapi tak lama kemudian Israel membom lokasi itu, sehingga mereka tidak punya waktu untuk melarikan diri.

Pejabat AS: Iran Masih Mampu Serang Israel dengan Ratusan Rudal

Sebagian besar dari mereka yang tewas adalah wanita dan anak-anak, menurut berbagai sumber, dan seluruh keluarga dilaporkan tewas dalam serangan itu.

Saksi mata dan wartawan di lapangan mengatakan tidak ada layanan darurat untuk membantu mengevakuasi jenazah atau menolong orang karena kurangnya sumber daya dan pemboman Israel yang terus-menerus membuat daerah itu sulit dijangkau.

Pada Minggu pagi, 27 Oktober 2024, sedikitnya 20 warga Palestina juga tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia, kata sumber medis. Serangan itu menargetkan kompleks perumahan yang terletak di dekat Sekolah Al-Fakhoura.

Pemboman Israel berlanjut di daerah lain di Jalur Gaza, termasuk kamp Al-Bureij, Khan Younis, Al-Mawasi, dan kamp Nuseirat.

Israel telah melakukan pengepungan hebat di Gaza utara selama lebih dari tiga minggu, memutus daerah itu dari bagian lain Jalur Gaza, dan tidak mengizinkan orang masuk atau keluar. Daerah itu juga telah diputus dari akses makanan, air, dan bantuan kemanusiaan apa pun.

Israel diyakini sedang melaksanakan skema yang disebut "Rencana Jenderal" yang dirancang untuk mengosongkan Gaza utara dari penduduknya dengan membunuh, membuat mereka kelaparan, atau mengusir mereka.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus membunyikan peringatan atas situasi bencana di wilayah utara, dengan mencatat bahwa fasilitas kesehatan telah diserang oleh pasukan Israel.

"Situasi di Gaza utara sangat dahsyat," katanya.

VIVA Militer: Pengungsi Gaza di kota Rafah

Photo :
  • reuters.com

Tedros menambahkan bahwa rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara, Kamal Adwan, telah diserang sejak Jumat, 25 Oktober 2024, dengan serangkaian penghancuran yang ditinggalkan.

"Kekurangan pasokan medis yang kritis, diperparah dengan akses yang sangat terbatas, membuat orang-orang kehilangan perawatan yang menyelamatkan nyawa," lanjutnya.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa serangan Israel di Gaza utara telah menewaskan sedikitnya 820 orang selama tiga minggu serangan.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan AS bahwa negara tersebut akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi.

AS Siap Selamatkan Pilot Israel jika Serangan ke Wilayah Iran Kemarin Gagal

Israel dan Amerika Serikat sempat berkoordinasi untuk menyelamatkan pilot Israel, yang ikut dalam serangan Israel pada Sabtu di seluruh Teheran jika serangan itu gagal.

img_title
VIVA.co.id
28 Oktober 2024