Pejabat AS: Iran Masih Mampu Serang Israel dengan Ratusan Rudal

Iran meluncurkan rudal ke arah Israel
Sumber :
  • IRNA

Washington, VIVA – Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa Iran masih mampu untuk menyerang Israel dengan ratusan rudal

Rusia: Penggunaan Rudal Jarak Jauh AS oleh Ukraina Picu "Gelombang Ketegangan Baru"

"Amerika Serikat memperkirakan Iran masih mampu menanggapi serangan udara Israel dengan kekuatan yang sama seperti serangannya pada 1 Oktober, yakni meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel," kata sumber tersebut, yang tidak diketahui namanya, dikutip dari Iran Internasional, Senin, 28 Oktober 2024.

Namun, laporan itu segera dibantah oleh Tel Aviv, dengan mengatakan bahwa penilaian AS keliru.

Kecaman Keras saat Kabinet Donald Trump Diisi Orang Kristen-Yahudi yang Pro Israel

Menurut Israel, kerusakan yang disebabkan oleh serangan udaranya terhadap kapasitas produksi rudal Iran akan memengaruhi sifat respons Iran.

Iran Sebut Rezim Israel Tidak Layak Diwakili di Organisasi Internasional

Diketahui, seorang pejabat senior AS sebelumnya mengatakan kepada Axios bahwa serangan udara Israel melumpuhkan kemampuan produksi rudal Iran.

"Salah satu target utama yang diserang Israel dalam serangan balasannya terhadap Iran adalah 12 'planetary mixer' yang merupakan komponen penting dalam program rudal balistik Iran," ujar tiga sumber Israel.

"Planetary mixer digunakan untuk memproduksi bahan bakar padat bagi rudal balistik jarak jauh, dan penghancurannya sangat merusak kemampuan Iran untuk memperbarui persediaan rudalnya," jelas laporan itu.

Sumber Israel yang berbicara kepada Axios mengatakan bahwa mixer tersebut adalah peralatan yang sangat canggih yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh Iran dan harus membelinya di Cina. "Pembuatan ulang mixer tersebut dapat memakan waktu setidaknya satu tahun."

VIVA Militer: Rudal balistik militer Iran

Iran Tegaskan Akan Merespons "Tekanan Maksimum" dengan "Perlawanan Maksimum"

Iran terbuka untuk berunding dengan pemerintahan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, namun tidak akan mengalah di bawah kampanye "tekanan maksimum".

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024