Dulu Sekutu Lalu Musuh Bebuyutan, Ini Awal Keretakan Hubungan Erdogan dan Fethullah Gulen

Recep Tayyip Erdogan dan Fethullah Gulen
Sumber :
  • Ilustrasi

Ankara, VIVA – Seorang ulama Islam berpengaruh, yang tinggal di pengasingan, di AS, yang dituduh mendalangi kudeta Turki pada tahun 2016 dinyatakan meninggal dunia.

Fethullah Gulen, pria berusia 83 tahun itu berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dalam jangka waktu yang lama dan meninggal di sebuah rumah sakit di Pennsylvania pada hari Minggu, 20 Oktober 2024, menurut laporan. Pemerintah Turki juga mengonfirmasi kematian tersebut.

Diketahui, Gulen adalah musuh bebuyutan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Lalu, bagaimana awal mula kedua sekutu itu menjadi rival?

Melansir dari Sky News, Kamis, 24 Oktober 2024, Gulen awalnya pindah ke AS pada tahun 1999. Dia pernah menjadi sekutu pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan sebelum keduanya berselisih.

Ulama Turki Fethullah Gulen meninggal dunia

Photo :
  • ArabNews

Dituduh Dalangi Kudeta Turki

Gulen juga menyebut Erdogan seorang otoriter yang bertekad mengumpulkan kekuasaan dan menghancurkan siapapun, yang berbeda pendapat dengannya.

Gulen tidak pernah didakwa melakukan kejahatan di AS, dan ia secara konsisten mengecam terorisme serta upaya kudeta di Turki pada tanggal 15 Juli 2016.

Erdogan Tagih Janji Donald Trump Selesaikan Konflik Israel di Gaza dan Lebanon

Dia pun mengeluarkan pernyataan pada saat itu, yang membantah bahwa dirinya terlibat dan mengatakan bahwa tuduhan itu sebagai hal yang menghina dirinya.

Namun, Erdogan bersikeras bahwa Gulen adalah seorang teroris yang mengatur rencana kudeta tersebut ketika faksi-faksi di militer Turki menggunakan tank, pesawat, dan helikopter untuk mencoba menggulingkan pemerintah.

Cagub Iqbal Disindir Tak Promosikan Wisata NTB Selama Jadi Dubes Turki: Saya Dubes RI Bukan NTB

Parlemen dan gedung-gedung pemerintah lainnya dibom, sementara 251 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang terluka ketika kekerasan meluas.

Gulen terus menyangkal keterlibatannya dalam kudeta yang gagal, namun gerakannya ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki.

Erdogan ke Donald Trump: Selamat Kepada Teman Saya yang Menang Pilpres AS

Para pendukungnya juga selalu menganggap tuduhan tersebut konyol dan bermotif politik.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan membenarkan kematian Gulen, dan menggambarkannya sebagai pemimpin "organisasi gelap".

Turki pun memasukkan Gulen ke dalam daftar orang yang paling dicari dan menuntut ekstradisinya, namun AS tidak menunjukkan keinginan untuk memulangkan Gulen dan mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak bukti untuk AS dapat memulangkan ulama itu.

Ulama Kontemporer

Fethullah Gulen merupakan salah satu pemikir Muslim Turki kontemporer. Ia adalah seorang aktivis da’i, reformis, pemikir pendidikan, ekonom, dan juga tokoh penggagas dialog antar agama. Semangat gerakan dan gagasan

Gulen dilahirkan dari pemahaman keagamaan Gulen yang moderatisisme. Ia mempertahankan nilai-nilai dan ajaran-ajaran dari khasanah klasik, juga mengambil hal yang lebih baik dari khasanah modern.

Gerakan dan gagasan Gulen berhasil merubah kondisi masyarakat Turki, baik dari hal pendidikan, ekonomi, serta hubungan antar aliran dan umat beragama. 

Gulen diketahui tinggal di Pennsylvania, dan di sana ia terus mempunyai pengaruh di antara jutaan pengikutnya di Turki dan di seluruh dunia.

Namun gerakannya, yang dikenal sebagai Hizmet atau “pelayanan” dalam bahasa Turki, mengalami tekanan dan perlakuan keras pemerintah di Ankara.

Pemerintah menangkap puluhan ribu orang karena dugaan keterkaitan mereka dengan rencana kudeta, memecat lebih dari 130.000 orang yang diduga pendukung Gulen dari jabatan pegawai negeri dan setidaknya 23.000 lainnya dari militer.

Mereka bahkan menutup ratusan bisnis, sekolah dan organisasi media yang dikatakan mempunyai hubungan dengan Gulen.

Sementara Gulen menyebut tindakan keras tersebut sebagai perburuan penyihir dan mengecam para pemimpin Turki sebagai “tiran”.

Fethullah Gulen Meninggal

Akun media sosial yang berasosiasi dengan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) mengeklaim bahwa pemimpin jaringan organisasi tersebut Fetullah Gulen, meninggal dunia.

Sebuah unggahan pada "Herkulname" salah satu akun media sosial yang sering digunakan oleh kepemimpinan FETO, menyatakan Gulen wafat.

Menyusul unggahan di akun tersebut, klaim serupa mulai beredar di media sosial lainnya yang terkait dengan kelompok teroris tersebut.

Beberapa orang, yang merupakan kerabat Gulen dan anggota yang karib dengan pemimpin itu, juga menyatakan pemimpin kelompok tersebut telah meninggal dalam unggahan mereka di media sosial.

Namun, tidak ada pernyataan maupun unggahan dari pemimpin lain dari organisasi itu yang menanggapi klaim tersebut.

Gulen telah tinggal di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, dimana para pemimpin Turki telah lama mengupayakan ekstradisinya, tetapi pejabat pengadilan AS tidak menyetujuinya.

FETO dan pemimpinnya Fethullah Gulen yang bermarkas di AS, mengatur kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016 di Turki yang menewaskan 252 orang dan melukai 2.734 orang.

Ankara juga menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi lembaga-lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya