Warga Palestina di Gaza Utara 'Menunggu Kematian', Menurut UNRWA

Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) Philippe Lazzarini (Doc: Anadolu Ajansi)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Gaza, VIVA - Warga Palestina di Gaza utara "menunggu kematian" saat Israel meningkatkan serangannya di daerah tersebut, kata Komisaris Jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini pada Selasa.

Hasil Survei: 42 Persen Remaja Yahudi di AS Percaya Israel Lakukan Genosida di Gaza

"Staf kami melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan makanan, air, atau perawatan medis," kata Lazzarini dalam sebuah pernyataan.

"Bau kematian tercium di mana-mana saat mayat-mayat tergeletak di jalan atau di bawah reruntuhan. Misi untuk membersihkan mayat-mayat atau memberikan bantuan kemanusiaan ditolak," katanya, menambahkan.

Kemanusiaan Lebih Penting dari Sepakbola: Timnas Indonesia, Sudan, Mesir Tolak Israel dan Korbankan Piala Dunia

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)

Photo :
  • opendemocracy.net

Tentara Israel meningkatkan serangan besar-besarannya di Gaza utara di tengah pengepungan yang menambah penderitaan serta telah menyebabkan puluhan ribu orang tanpa makanan dan air.

RI Dukung Surat Perintah Penangkapan ICC Terhadap Netanyahu: Harus Dilaksanakan!

Lebih dari 600 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka sejak serangan dimulai pada 5 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.

"Di Gaza utara, orang-orang hanya menunggu kematian. Mereka merasa ditinggalkan, putus asa, dan sendirian. Mereka hidup dari satu jam ke jam berikutnya, ketakutan akan kematian setiap detik," kata Lazzarini.

Kepala UNRWA itu mengimbau gencatan senjata segera untuk memungkinkan perjalanan kemanusiaan yang aman bagi keluarga yang ingin meninggalkan Gaza utara.

Wilayah di bagian timur dan barat Gaza Utara menyaksikan gelombang pengungsian warga Palestina pada Sabtu malam, 5 Oktober 2024, di tengah pemboman udara dan artileri intensif Israel, menurut laporan seorang wartawan Anadolu.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

"Sepanjang perang tahun lalu, sejumlah staf UNRWA tetap tinggal di utara dan melakukan hal yang mustahil untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang mengungsi di sana," kata Lazzarini.

"Ini adalah hal minimum untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan konflik ini," katanya.

Serangan Israel di Gaza utara adalah episode terbaru dalam perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.700 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 100.300 lainnya sejak tahun lalu menyusul serangan Hamas.

Perang Israel di Gaza telah mengungsikan hampir seluruh penduduk wilayah itu di tengah blokade yang terus berlanjut yang telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obatan-obatan yang parah.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya