Iran Kirim Surat kepada Sekjen PBB, Tuduh AS Ada "Persetujuan Terselubung" dengan Israel

VIVA Militer: Rudal balistik militer Iran
Sumber :
  • Middle East Images/Houssein Beris

Hamilton, VIVA - Misi Iran untuk PBB pada Senin, 21 Oktober 2024, menyampaikan kekhawatiran serius terkait keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam kemungkinan serangan militer Israel terhadap Iran, dan menuduh Washington terlibat "secara langsung."

Iran mengungkapkan kekhawatiran itu melalui sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan presiden Dewan Keamanan terkait pernyataan terbaru Presiden AS Joe Biden, yang mengaku mengetahui rencana Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran.

"Pernyataan provokatif ini sangat mengkhawatirkan, karena menunjukkan adanya persetujuan terselubung dan dukungan eksplisit dari Amerika Serikat terhadap agresi militer Israel yang tidak sah terhadap Iran," demikian isi surat tersebut, menekankan bahwa retorika semacam itu merusak klaim berulang Washington yang mendukung "penurunan ketegangan di Timur Tengah."

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Selasa, 15 Oktober 2024, bahwa mereka telah memulai penempatan awal pasukan dan peralatan ke Israel sebagai persiapan untuk mengoperasikan sistem pertahanan rudal Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD)

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

Surat tersebut mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, pada 18 Oktober di X, di mana ia memperingatkan: "Siapa pun yang memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang 'bagaimana dan kapan Israel akan menyerang Iran', dan/atau memberikan dukungan dan sarana untuk tindakan bodoh tersebut, seharusnya bertanggung jawab atas segala kemungkinan korban".

Iran menuduh AS terlibat "melalui penyediaan keahlian teknis dan senjata canggih, termasuk sistem pertahanan udara yang mutakhir, kepada Israel." Misi Iran menyalahkan Washington atas keterlibatan "dalam agresi Israel terhadap Iran dan segala akibatnya."

"Dalam hal ini, AS juga sudah terlibat dalam kejahatan perang dan kampanye genosida yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil di Gaza dan Lebanon," tambah surat itu.

Surat tersebut juga meminta Dewan Keamanan untuk mengutuk AS atas apa yang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional, serta menuntut agar AS, sebagai anggota tetap dewan, "memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional dan Piagam PBB."

VIVA Militer: Sistem rudal permukaan-ke-udara MIM-104 Patriot militer Israel

Photo :
  • al-monitor.com

Dokumen-dokumen tertanggal 15 dan 16 Oktober mulai beredar pada Jumat (18/10) setelah Middle East Spectator membagikannya di Telegram. Menurut laporan, kebocoran ini berasal dari dalam komunitas intelijen AS.

Salah satu dokumen yang diduga disusun oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional Departemen Pertahanan, menunjukkan bahwa rencana Israel termasuk relokasi amunisi.

"Angkatan Udara Israel melanjutkan penanganan rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM), mengoperasikan UAV yang dilindungi, dan melakukan latihan dengan kekuatan besar kedua dari tanggal 15 hingga Oktober 2024, menurut analisis citra," demikian bunyi dokumen tersebut.

Dokumen itu juga mencatat bahwa sejak 8 Oktober, Angkatan Udara Israel telah menangani setidaknya 16 ALBM Golden Horizon dan lebih dari 40 ALBM IS02 (Rocks). Dokumen itu menyatakan penanganan ALBM berlanjut di Pangkalan Udara Hatzerim hingga 16 Oktober.

Dokumen lain yang diduga berasal dari Badan Keamanan Nasional, merinci latihan Angkatan Udara Israel yang melibatkan rudal udara-ke-permukaan, yang diperkirakan sebagai persiapan untuk serangan terhadap Iran.

Ketua Parlemen Iran Sebut Kemunculan Teroris di Suriah Bagian Skema Zionis-AS

Pertukaran serangan antara Tel Aviv dan Teheran meningkat tahun ini setelah Israel mengebom Kedutaan Iran di Suriah pada 1 April, menewaskan pejabat militer senior.

Iran merespons serangan itu dua minggu kemudian dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel. (ant)

Hamas Sebut 33 Sandera di Gaza Tewas
Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS

Donald Trump Ancam Hukuman Berat jika Tawanan Gaza Tak Dibebaskan Sebelum Dilantik

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan akan ada hukuman berat jika para tawanan yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan sebelum ia dilantik.

img_title
VIVA.co.id
3 Desember 2024