Luong Cuong Terpilih Jadi Presiden Vietnam
- AP Photo
Hanoi, VIVA – Majelis Nasional (NA) Vietnam memilih Luong Cuong sebagai Presiden Vietnam untuk masa jabatan 2021-2026 pada sidang ke-8, Senin, 21 Oktober 2024.
Parlemen mengadopsi resolusi mengenai pemilihan Luong Cuong, anggota Politbiro, anggota tetap Sekretariat Komite Sentral Partai untuk masa jabatan ke-13, dan wakil NA untuk masa jabatan ke-15, sebagai Presiden Republik Sosialis Vietnam untuk masa jabatan 2021 - 2026.
Melansir dari Vietnam Law Magazine, resolusi tersebut mendapat dukungan dari seluruh 440 deputi yang hadir dalam pertemuan tersebut atau setara dengan 91,67 persen dari total jumlah deputi NA.
Saat mengambil sumpah, Presiden baru berjanji untuk tetap setia sepenuhnya kepada Tanah Air, rakyat, dan konstitusi, serta mengerahkan upaya untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh partai, negara, dan rakyat. Setelah itu, ia menyampaikan pidato pengukuhan di depan parlemen.
Dalam pidatonya, Cuong berjanji untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang mengupayakan kemerdekaan dan perdamaian serta untuk mempromosikan Vietnam sebagai teman, mitra terpercaya, anggota komunitas internasional yang aktif dan bertanggung jawab.
Cuong, yang telah bertugas di tentara Vietnam selama lebih dari empat dekade, telah menjadi anggota Politbiro sejak tahun 2021.
Pengangkatan dia terjadi setelah berbulan-bulan terjadi kekacauan yang tidak biasa dalam politik Vietnam dan kematian mantan sekretaris jenderal partai Nguyen Phu Trong, yang mendominasi kepemimpinan negara tersebut sejak 2011.
Nguyen Khac Giang, peneliti tamu di Program Studi Vietnam di ISEAS, Yusof Ishak Institute Singapura, mengatakan penunjukan Cuong sebagai presiden baru merupakan langkah untuk menstabilkan sistem setelah masa pergolakan.
"Penunjukan Luong Cuong merupakan upaya yang disengaja untuk memulihkan keseimbangan antara faksi militer dan keamanan Vietnam, khususnya menjelang Kongres Partai Komunis Vietnam pada tahun 2026,” katanya.
"Dengan menyerahkan kursi kepresidenan, presiden sebelumnya menunjukkan komitmennya terhadap prinsip kepemimpinan kolektif, sambil tetap mempertahankan kekuasaan yang menentukan dalam sistem."