Tanggapan Iran setelah Tewasnya Yahya Sinwar di Tangan Tentara Israel

VIVA Militer: Rudal balistik militer Iran
Sumber :
  • Middle East Images/Houssein Beris

Teheran, VIVA – Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa terbunuhnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar tidak akan melemahkan perlawanan terhadap Israel.

Melansir dari Iran International, Sabtu, 19 Oktober 2024, selain itu, pihak lain akan bangkit untuk menggantikan Sinwar.

"Tidak diragukan lagi, pemusnahan fisik para pejuang tidak akan merusak perjuangan jalan perlawanan," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri.

Pasukan Israel IDF membawa jenazah Yahya Sinwar yang tewas di Rafah, 17/10

Photo :
  • timesofisrael

Pernyataannya, yang dipublikasikan pada Jumat siang, 18 Oktober 2024, sebagian besar menggemakan pernyataan Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri (SCFR) negara itu, yang memainkan peran kunci dalam membentuk pendekatan negara terhadap isu-isu regional dan internasional.

SCFR, yang melapor langsung kepada Pemimpin Tertinggi, menegaskan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas itu tidak akan melemahkan Poros Perlawanan maupun menghalangi perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel.

"Sama seperti para pemimpin ini bangkit dari antara orang-orang Palestina dan Lebanon yang tertindas, pihak lain akan bangkit untuk menggantikan mereka," bunyi pernyataan SCFR.

Erdogan Benarkan Turki Tutup Wilayah Udaranya untuk Pesawat Presiden Israel

Sebelum pengakuan tersebut, media yang dikendalikan negara seperti Tasnim, yang berafiliasi dengan IRGC, telah menunda lebih dari 18 jam sebelum dengan hati-hati mengakui pembunuhan Sinwar.

VIVA Militer: Pasukan Hamas Palestina

Photo :
  • theconversation.com
Prabowo Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina, DPR Ingatkan Jangan Sampai Jadi Target Serangan

Sebelumnya, Israel mengatakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2024, bahwa mereka telah membunuh Sinwar, dalang di balik serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perang.

Pembunuhan Sinwar menandai salah satu serangan paling signifikan terhadap kepemimpinan Hamas dalam konflik Gaza yang sedang berlangsung.

Turki Tutup Wilayah Udaranya untuk Pesawat Pemimpin Israel, Isaac Herzog

Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga menanggapi pembunuhan tersebut, dengan mengatakan, "Musuh harus menyadari bahwa kesyahidan para komandan, pahlawan, dan pemimpin tidak akan menciptakan gangguan apa pun dalam perlawanan Umat Islam (bangsa) terhadap penindasan dan pendudukan."

VIVA Militer: Presiden Iran, Masoud Pezeshkian

Photo :
  • responsiblestatecraft.org

Sinwar, tokoh kunci Hamas sejak awal berdirinya, telah menjadi perancang utama serangan mematikan 7 Oktober di Tel Aviv, yang merenggut nyawa lebih dari 1.100 warga Israel. Serangan itu merupakan pembunuhan terbesar terhadap orang Yahudi sejak Holocaust.

Sejalan dengan pendekatan ini, mantan komandan utama Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mohsen Rezaei juga menanggapi pembunuhan Sinwar pada Jumat dini hari.

"Para pejuang garis depan perlawanan, seperti martir Yahya Sinwar, sedang memerangi tentara penyerang di medan perang. Kami siap bertempur, dan kemenangan adalah milik kami."

Jurnalis dan analis politik Ahmad Zeidabadi di Teheran menulis di saluran Telegramnya bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas warisan Sinwar.

Dalam unggahan yang disusun dengan hati-hati, Zeidabadi mengisyaratkan bahwa penilaian akhir atas warisan Sinwar harus diserahkan kepada rakyat Palestina di masa mendatang.

Dalam tanggapan publik pertamanya atas pembunuhan pemimpinnya, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada NBC News pada hari Jumat bahwa kelompok militan itu akan muncul lebih kuat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya