Khaled Meshaal Jadi Pemimpin Sementara Hamas Gantikan Yahya Sinwar yang Dibunuh Israel
- bbc.com
Moskow, VIVA - Salah satu pemimpin gerakan Palestina, Hamas, Khaled Meshaal mengambil alih peran sebagai kepala sementara kelompok tersebut setelah Yahya Sinwar dikabarkan meninggal akibat serangan Israel.
Perihal itu dikabarkan oleh saluran televisi Lebanon LBCI yang mengutip sejumlah sumber.
Menurut laporan media tersebut, Meshaal, yang memimpin gerakan Hamas di luar Palestina, kini bertanggung jawab atas semua kegiatan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi dan masalah tahanan.
Sejumlah sumber juga mengonfirmasi kepada LBCI bahwa pemimpin Hamas itu "memberi tahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir" tentang kematian Sinwar.
Pasukan Israel (IDF) mengonfirmasikan pada Kamis bahwa Yahya Sinwar telah gugur dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan.
Sinwar dianggap sebagai dalang utama dan penyelenggara serangan oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan pada Kamis bahwa Washington membantu Israel melacak pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
"Tak lama setelah pembantaian 7 Oktober (2023), saya memerintahkan personel Operasi Khusus dan profesional intelijen kami untuk bekerja berdampingan dengan rekan-rekan mereka di Israel guna membantu menemukan dan melacak Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya yang bersembunyi di Gaza," kata Biden dalam sebuah pernyataan, mengacu pada serangan lintas batas tahun lalu oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Pernyataan itu muncul setelah juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengklaim bahwa Sinwar tewas dalam operasi militer di Jalur Gaza.
Biden mengatakan Sinwar bertanggung jawab atas kematian ribuan warga Israel, Palestina, Amerika Serikat, dan warga negara dari lebih dari 30 negara, juga menuduhnya sebagai dalang serangan 7 Oktober di Israel.
"Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia," kata presiden AS itu, dikutip dari ANews, Jumat, 18 Oktober 2024.
Penasihat Keamanan Nasional Biden Jake Sullivan mengatakan, "Dengan bantuan intelijen Amerika, banyak dari para pemimpin ini, termasuk Sinwar, diburu dan dilacak, diusir dari tempat persembunyian mereka, dan dikejar."
Berbicara di dalam Air Force One dalam perjalanan ke Jerman bersama Biden, Sullivan mengatakan, "Sinwar jelas-jelas sedang melarikan diri".
Biden juga menyuarakan dukungannya bagi Israel untuk melenyapkan kepemimpinan dan struktur militer Hamas dengan mengatakan bahwa Hamas tidak lagi mampu melaksanakan serangan 7 Oktober lagi.
"Sekarang ada peluang untuk 'hari setelah' di Gaza tanpa Hamas berkuasa, dan untuk penyelesaian politik yang memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Israel dan Palestina," katanya.
"Yahya Sinwar merupakan hambatan yang tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan tersebut. Hambatan itu tidak ada lagi. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan," pungkasnya. (ant)