Dari AS hingga Prancis Minta Sandera Dibebaskan Setelah Yahya Sinwar Tewas
- The Guardian
Gaza, VIVA – Para pemimpin dunia mendesak Hamas untuk membebaskan para sandera Israel yang tersisa setelah kematian pemimpinnya Yahya Sinwar, yang dianggap sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Militer Israel mengatakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2024, bahwa pasukannya telah membunuh Sinwar di Gaza selatan setelah pengejaran selama setahun.
Militan Hamas diketahui menangkap 251 sandera selama serangan 7 Oktober 2023, sementara 97 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang dikatakan tewas.
Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis jiga memuji kematian Sinwar sebagai hari yang baik bagi dunia, dengan mengatakan bahwa hal itu juga menghilangkan hambatan utama bagi gencatan senjata Gaza dan kesepakatan penyanderaan.
"Sekarang ada kesempatan untuk 'hari setelah' di Gaza tanpa Hamas berkuasa, dan untuk penyelesaian politik yang memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Israel dan Palestina," kata Biden, dikutip dari Arab News, Jumat, 18 Oktober 2024.
Wakil Presiden AS Kamala Harris juga menyambut kesempatan untuk berakhirnya perang di Gaza.
"Dan itu harus berakhir dengan Israel yang aman, para sandera dibebaskan, penderitaan di Gaza berakhir,” katanya.
Senada dengan pernyataan Harris, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mencap Sinwar sebagai pembunuh kejam dan teroris.
"Kami mendesak Hamas untuk segera membebaskan semua sandera dan meletakkan senjata.”
Presiden Prancis Emmanuel Macron pun menuntut pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas, dengan mengatakan, “Yahya Sinwar adalah orang utama yang bertanggung jawab atas serangan teroris dan tindakan biadab pada 7 Oktober.”