PBB Kecam Israel yang Serang Gedung-gedung Pemerintah di Lebanon

Ilustrasi PBB.
Sumber :
  • Istimewa

Beirut, VIVA – Koordinator khusus PBB untuk Lebanon mengecam Israel setelah serangan udara terhadap gedung-gedung pemerintah kota di selatan Kota Nabatieh menewaskan seorang wali kota dan 15 orang lainnya.

Wali Kota di Lebanon Tewas Diserang Israel saat Sedang Rapat

Jeanine Hennis-Plasschaert menyebut pembunuhan wali kota Ahmad Kahil sabgat mengkhawatirkan dan mengatakan setiap pelanggaran hukum humaniter internasional sama sekali tidak dapat diterima.

VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di kota Nabatiyeh, Lebanon

Photo :
  • indiatimes.com
Netanyahu, Monster Jahat Ciptaan Amerika Lebih Bengis dari Hitler

Setidaknya lima dari mereka yang tewas dalam serangan hari Rabu adalah staf pemerintah kota yang mengoordinasikan bantuan bagi warga sipil, yang masih berada di daerah tersebut, kata Gubernur Nabatiyeh Howaida Turk.

Perdana menteri sementara Lebanon, Najib Mikati juga mengutuk serangan itu, dengan mengatakan serangan tersebut disengaja dengan menargetkan sebuah rapat dewan.

Israel Lakukan 138 Serangan di Lebanon Selatan, 7 Warga Sipil Tewas

Serangan itu adalah serangan yang paling signifikan terhadap gedung negara Lebanon sejak eskalasi pertempuran terakhir, yang dimulai sekitar dua minggu lalu, dan telah menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan infrastruktur negara tersebut.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan, yang menargetkan puluhan target Hizbullah di daerah tersebut dan menghancurkan sebuah terowongan yang digunakan oleh kelompok, yang didukung Iran tersebut.

"Kami tahu bahwa Hizbullah berkali-kali memanfaatkan fasilitas sipil," kata duta besar Israel untuk PBB Danny Danon, dikutip dari BBC Internasional, Kamis, 17 Oktober 2024.

Turk, sang gubernur, mengatakan bahwa mayoritas penduduk Nabatieh telah meninggalkan daerah tersebut setelah serangan udara Israel yang hebat, wali kota dan pegawai kota lainnya tetap tinggal untuk membantu mereka yang masih bertahan.

"Ini seperti serangan di seluruh Lebanon," katanya.

"Mereka (Israel) telah menyerang warga sipil, Palang Merah, pertahanan sipil. Sekarang mereka telah menargetkan gedung pemerintah. Hal itu tidak dapat diterima. Itu adalah pembantaian," tambahnya.

Serangan sebelumnya terhadap Nabatieh selama beberapa hari terakhir telah menghancurkan bangunan bersejarah, termasuk pasar era Ottoman yang dibangun pada tahun 1910.

Israel juga melancarkan setidaknya satu serangan udara terhadap Beirut pada hari Rabu.

VIVA Militer: Dampak serangan udara militer Israel di Beirut, Lebanon

Photo :
  • frinlandvalleynews.com

Serangan itu, yang menghantam pinggiran selatan Dahieh, adalah yang pertama di ibu kota Lebanon dalam lima hari. Itu terjadi setelah intervensi yang dilaporkan oleh AS, yang mendesak pengeboman ibu kota itu dicegah.

Warga Dahieh juga telah mulai kembali ke daerah tersebut selama beberapa hari terakhir, memanfaatkan jeda pengeboman untuk memeriksa rumah mereka dan mengambil pakaian serta barang-barang lainnya.

Beberapa orang mengatakan kepada BBC pada hari Rabu bahwa daerah tersebut menyerupai kota hantu, dengan puing-puing dan reruntuhan bangunan berserakan di jalan-jalan.

Serangan terhadap Dahieh terjadi hanya beberapa jam setelah juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller secara terbuka menyatakan keprihatinannya atas cakupan dan sifat pemboman Israel di Beirut.

Miller mengatakan kekhawatiran Departemen Luar Negeri telah dijelaskan dengan jelas kepada pemerintah Israel.

Di lain sisi, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa sebelum menyerang Beirut, banyak langkah telah diambil untuk mengurangi risiko melukai warga sipil, termasuk memberikan peringatan kepada penduduk di daerah tersebut.

Sebagai informasi, Israel telah menghadapi kritik pada minggu ini atas peringatannya, yang oleh Amnesty International dinilai tidak memadai dan menyesatkan.

Lembaga amal hak asasi manusia tersebut mengatakan peringatan Israel itu tidak membebaskan Israel dari kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya