Wali Kota di Lebanon Tewas Diserang Israel saat Sedang Rapat
- Associated Press/Hassan Ammar
Beirut, VIVA – Wali kota di Lebanon selatan, Ahmad Kahil, tewas dalam serangan udara Israel saat mereka sedang rapat untuk mengoordinasikan pengiriman bantuan kepada warga yang mengungsi akibat perang.
"Serangan tersebut, salah satu dari serangkaian serangan terhadap Nabatieh pada Rabu pagi, (16 Oktober 2024), telah menewaskan 16 orang dan melukai 52 orang," kata kementerian kesehatan Lebanon.
Howaida Turk, gubernur provinsi Nabatieh, mengatakan anggota komite krisis ibu kota provinsi sedang rapat saat itu.
Melansir dari The Guardian, Kamis, 17 Oktober 2024, serangan Israel itu adalah serangan paling signifikan terhadap lembaga negara Lebanon sejak pertempuran antara Israel dan milisi Syiah Lebanon, Hizbullah, pecah setahun lalu, dan menyusul seminggu pengeboman udara yang semakin intensif di seluruh Lebanon.
Upaya penyelamatan warga yang terjebak di bawah reruntuhan juga berlangsung hingga sore hari.
Pusat pertahanan sipil pemerintah di Nabatieh juga terkena serangan udara Israel, menewaskan Naji Fahs yang berusia 50 tahun, yang telah bekerja sebagai anggota pasukan tanggap darurat sejak 2002.
Sore harinya, Palang Merah Lebanon mengatakan dua paramedisnya mengalami luka ringan setelah Israel menyerang sebuah lokasi di Joya, Lebanon selatan, tempat petugas tanggap darurat berusaha menyelamatkan warga yang terluka dalam serangan sebelumnya.
Perdana Menteri Sementara Lebanon, Najib Mikati, mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan Israel sengaja menargetkan pegawai kotamadya saat mereka bertemu untuk membahas upaya bantuan kemanusiaan.
Pada Rabu malam, pasukan penjaga perdamaian PBB kembali menuduh pasukan Israel menembaki posisi mereka dalam serangan langsung dan disengaja.
Pasukan penjaga perdamaian di desa selatan Kfar Kila juga melihat tank tentara Israel menembaki menara pengawas mereka, menurut Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).
Israel telah menghadapi kritik internasional atas serangkaian insiden di mana posisi Unifil menjadi sasaran, yang melukai sedikitnya lima anggota pasukan PBB.
Koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengatakan penderitaan di Lebanon telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat penting untuk melindungi warga sipil setiap saat.
Di lain sisi, Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menyerang puluhan target Hizbullah di daerah Nabatieh dan angkatan lautnya juga telah menyerang peluncur, posisi militer, dan gudang senjata Hizbullah di Lebanon barat daya.