Netanyahu Desak Pasukan UNIFIL Tinggalkan Lebanon Jika Tak Mau Kena Serang Israel
- theaustralian.com.au
Tel Aviv, VIVA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengancam anggota Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) akan menghadapi risiko terkena tembakan Israel jika anggotanya tidak menanggapi permintaan Tel Aviv untuk mengevakuasi sementara posisinya di Lebanon selatan.
Pada Senin malam, 14 Oktober 2024, Italia, Inggris, Prancis, dan Jerman meminta Israel untuk menghentikan serangannya terhadap misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon dan mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa serangan terhadap UNIFIL melanggar hukum humaniter internasional dan harus segera dihentikan.
Keempat negara tersebut juga menekankan peran penting dalam menstabilkan, yang dimainkan oleh UNIFIL di Lebanon selatan, seraya menambahkan bahwa Israel dan pihak lain harus memastikan keselamatan pasukan penjaga perdamaian setiap saat.
Dalam beberapa hari terakhir, Netanyahu telah menegaskan kembali seruannya untuk segera menarik UNIFIL dari garis tembak tentara pendudukan Israel di Lebanon selatan.
Dalam pernyataan video yang dikeluarkan pada hari Minggu, 13 Oktober 2024, ia berbicara kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan mendesaknya untuk menarik pasukan UNIFIL dari daerah perbatasan dan mengevakuasi lokasi yang terletak di daerah yang berisiko dirusak oleh tentara pendudukan.
Namun, UNIFIL menolak mundur dari posisinya di daerah perbatasan di Lebanon selatan, meskipun ada serangan yang telah melukai lima anggotanya selama dua hari terakhir.
Sabtu lalu, 12 Oktober 2024, 40 negara yang berpartisipasi dalam pasukan tersebut mengecam keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian, dengan menekankan bahwa tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan diselidiki dengan benar.
Di lain sisi, Netanyahu mengklaim tuduhan bahwa Israel dengan sengaja menyerang personel UNIFIL sepenuhnya salah.
"Sebaliknya, Israel telah berulang kali meminta UNIFIL untuk menjauh dari zona bahaya. Saya meminta mereka untuk meninggalkan zona pertempuran, yang terletak di sebelah perbatasan Israel dengan Lebanon, untuk sementara waktu," kata Netanyahu, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu, 16 Oktober 2024.
"Faktanya, pada hari Israel memulai operasi daratnya di dekat perbatasan kami dengan Lebanon, kami secara khusus meminta mereka untuk meninggalkan daerah itu agar mereka tidak terluka. Israel tidak berkonflik dengan UNIFIL, tetapi justru memerangi Hizbullah, yang menggunakan wilayah Lebanon untuk melancarkan serangan terhadap Israel," tambahnya.
Netanyahu pun menekankan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap Hizbullah dan akan terus melakukannya.
"Kami menyesalkan segala kerugian yang mungkin menimpa personel UNIFIL. Angkatan Bersenjata Israel berupaya sebaik mungkin untuk mencegah insiden semacam itu. Namun, cara terbaik untuk memastikan keselamatan personel UNIFIL adalah dengan menanggapi permintaan Israel dan menjauh sementara dari daerah berbahaya.”