Abaikan Permintaan Biden, Israel Tegaskan Akan Terus Serang Beirut
- ANTARA/Anadolu Ajansi
Tel Aviv, VIVA – Seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa Israel dapat menyerang Beirut lagi dengan segera setelah jeda singkat dari pemboman di ibu kota Lebanon.
"Serangan Israel di mana-mana di Lebanon, termasuk Beirut. Kami telah membuktikannya baru-baru ini, dan kami akan membuktikannya lagi dalam beberapa hari mendatang, sesuai dengan pertimbangan operasional," kata pejabat yang tidak diketahui namanya itu, dikutip dari The New Arab, Selasa, 15 Oktober 2024.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin, 14 Oktober 2024, juga berjanji untuk menyerang Hizbullah tanpa ampun setelah serangan pesawat tak berawak mematikan oleh kelompok itu di pangkalan militer Israel, dan mengatakan pembalasan akan meluas ke target-target di Beirut.
"Kami akan terus menyerang Hizbullah tanpa ampun di semua bagian Lebanon, termasuk Beirut. Semua ini sesuai dengan pertimbangan operasional. Kami telah membuktikannya baru-baru ini dan kami akan terus membuktikannya di hari-hari mendatang," katanya saat mengunjungi pangkalan militer dekat Haifa yang dihantam pesawat tak berawak Hizbullah pada Minggu malam.
Sebelumnya ada laporan bahwa Netanyahu memberi tahu tentara Israel untuk berhenti menargetkan Beirut, atas permintaan pemerintahan Biden.
Situs berita Israel Yedioth Ahronoth melaporkan kemarin bahwa sementara Israel terus memperluas operasinya di Lebanon selatan, angkatan udara belum menyerang Beirut dalam beberapa hari terakhir karena adanya permintaan dari Biden.
Namun, menurut Times of Israel, seorang pejabat Israel mengatakan laporan penghentian serangan di Beirut sepenuhnya salah.
"Israel mempertahankan kebebasan bertindak di seluruh Lebanon," kata sumber itu.
Dia menambahkan bahwa serangan itu tergantung pada lokasi target
Minggu lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia benar-benar, positif meminta tentara Israel untuk berhenti menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon dan menghentikan penargetan wilayah sipil yang berpenduduk padat di Beirut.
Diketahui, serangan terakhir Israel di Beirut terjadi pada hari Kamis, 10 Oktober 2024, untuk menargetkan pemimpin Hizbullah Wafiq Safa. Serangan itu pun menewaskan puluhan warga sipil.
Pernyataan militer Israel saat itu mengatakan bahwa mereka bertempur untuk mencapai tujuan perang berdasarkan rencana yang terorganisasi, dan sesuai dengan arahan dari tingkat politik.
Mereka menambahkan bahwa mereka tidak akan mengomentari apa yang terjadi antara militer dan tingkat politik.
Beberapa laporan menyatakan bahwa kepala Komando Pusat AS Michael Kurilla bertemu dengan kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, minggu lalu selama perjalanan ke Tel Aviv untuk menyerukan agar militer menghentikan pemboman di Beirut.