Pemerintah Australia Minta Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Kemlu Malaysia/Huzaini Mat Hussin.
Tel Aviv, VIVA – Australia telah memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Israel dan mendesak warga Australia di sana untuk meninggalkan Tel Aviv selama penerbangan komersial masih tersedia.
Peringatan itu datang setelah konflik antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon makin mengkhawatirkan.
“Pemerintah Australia memiliki kekhawatiran serius bahwa situasi keamanan di Israel dan Wilayah Palestina yang diduduki dapat memburuk dengan cepat,” kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, dikutip dari Arab News, Selasa, 15 Oktober 2024.
"Selain itu, terus ada ancaman tinggi serangan militer dan teroris terhadap Israel dan kepentingan Israel di seluruh wilayah," timpal nasihat perjalanan pemerintah Australia.
Diketahui, beberapa maskapai penerbangan telah mengurangi dan menangguhkan penerbangan ke Israel setelah eskalasi konflik menyebabkan penutupan wilayah udara.
Israel pun pada hari Senin, 14 Oktober 2024, memperluas target dalam perangnya dengan Hizbullah.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap target Hizbullah sejak 23 September. Serangan itu menewaskan sedikitnya 1.542 orang, melukai lebih dari 4.555 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut juga merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan hampir 42.300 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel memperluas konflik pada 1 Oktober dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan.