Rusia Kecam Serangan Israel Terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon
- Anadolu Ajansi
Moskow, VIVA – Pada hari Jumat, 11 Oktober 2024, Rusia mengeluarkan pernyataan tegas yang mengutuk serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, pihaknya menekankan bahwa tindakan tersebut sangat tidak dapat diterima dan menyerukan penghentian segera segala bentuk permusuhan.
Serangan tersebut terjadi pada tanggal 10 Oktober, ketika sebuah tank Merkava milik Israel menembaki menara pengawas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang terletak di dekat kota Naqoura.
Lokasi ini berada di dekat Garis Biru, yang menjadi batas demarkasi antara Israel dan Lebanon.
Akibat serangan tersebut, dua pasukan penjaga perdamaian mengalami luka-luka dan situasi ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah ada di kawasan tersebut.
Rusia menyatakan dukungannya kepada para pasukan penjaga perdamaian yang terluka dan berharap mereka segera pulih.
Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan pentingnya menghormati misi PBB dan melindungi para petugas yang menjalankan tugas mulia mereka dalam menjaga perdamaian dan stabilitas.
"Moskow mengutuk keras tindakan pasukan Israel. Pihak Rusia menyerukan penghentian segera tindakan permusuhan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB yang sedang menjalankan misi mereka di Lebanon sesuai dengan mandat Dewan Keamanan PBB," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Anadolu Ajansi.
Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, juga mengutuk serangan tersebut. Ia menyatakan bahwa tindakan itu tampak disengaja dan menganggapnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Tenenti menekankan bahwa serangan tersebut bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengatur misi UNIFIL di Lebanon dan bertujuan untuk menjaga ketenangan di kawasan yang berpotensi konflik.
Serangan ini terjadi di tengah situasi yang sudah tegang antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata di Lebanon, termasuk Hizbullah. Keterlibatan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah tersebut sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik yang lebih luas.
PBB dan berbagai negara di dunia mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai untuk menyelesaikan ketegangan yang ada.