Israel Halangi Pasien Anak Dievakuasi dari RS di Gaza, Truk Pengangkut Bahan Bakar Diblokir

Bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur.
Sumber :
  • ANTARA/Xinhua/Muammar Awad/aa.

Gaza, VIVA - Pasukan Israel kembali berulah dengan menghalangi upaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengevakuasi pasien anak dari rumah-rumah sakit di Gaza Utara. Cara Israel menghalangi itu termasuk di Rumah Sakit Indonesia, Gaza.

Israel Serang hingga Lumpuhkan RS Kamal Adwan di Gaza, Begini Reaksi Hamas

Hal itu disampaikan otoritas kesehatan Palestina melalui Wakil Menteri Kesehatan Palestina Maher Shamiya yang dikutip dari Anadolu, pada Sabtu, 12 Oktober 2024.

"Tentara (Israel) telah menghalangi utusan WHO yang ditugaskan mengevakuasi pasien di unit perawatan intensif dan anak-anak dari rumah-rumah sakit di Gaza Utara ke wilayah utara Jalur Gaza," kata Maher Shamiya.

Langgar Gencatan Senjata, Israel Serang Rumah-rumah di Lebanon Tewaskan Puluhan Orang

Terkait ulah Israel, Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu sejauh ini belum juga menyampaikan pernyataan.

Shamiya menjelaskan, tiga rumah sakit di Gaza Utara—Al-Awda, Rumah Sakit Indonesia, dan Kamal Adwan—saat ini tengah merawat 124 pasien. 13 di antaranya adalah pasien dalam perawatan intensif dan sisanya delapan pasien anak.

Kepala UNRWA Terang-terangan Katakan Israel Melanggar Semua Aturan Perang di Gaza

"Rumah Sakit Kamal Adwan memiliki unit perawatan intensif pediatrik terbesar di Gaza dan gubernuran Gaza Utara, dan saat ini terancam ditutup akibat serangan Israel," jelas Shamiya.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)

Photo :
  • idf.il

Manuver zionis Israel juga memblokir truk-truk bahan bakar yang akan masuk ke Gaza dan rumah-rumah sakit di utara.

Shamiya menyampaikan rumah sakit di Gaza saat ini menghadapi krisis bahan bakar yang diperlukan untuk menghidupkan genset. Kondisi krisis itu bisa menghambat aktivitas di unit perawatan intensif dan ruang operasi.

Menurut dia, kamp pengungsi Jabalia juga  terkepung total oleh Israel sehingga penghuninya hampir tidak mungkin keluar.

"Tentara menembaki apa saja yang bergerak, sehingga sangat sulit mengevakuasi korban tewas dan memberikan bantuan medis kepada yang terluka," kata Shamiya.

Dia pun menyerukan agar dunia internasional dan PBB untuk melakukan intervensi segera agar pengepungan dapat diakhiri. Selain itu, memungkinkan masuknya bahan bakar dan pasokan medis ke rumah-rumah sakit di Gaza Utara.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa melaporkan militer Israel sudah memperingatkan tiga rumah sakit itu untuk mengevakuasi staf dan pasien.

Tentara Israel mengancam akan membunuh, menghancurkan, dan menangkap staf rumah sakit. Ancaman Israel itu seperti yang mereka lakukan di RS Al-Shifa beberapa bulan lalu.

Peringatan itu muncul setelah Israel melancarkan operasi militer di Jabalia pada Minggu. Cara Israel itu dengan memunculkan dalih untuk mencegah Hamas menguasai wilayah tersebut.

Israel memperingatkan agar warga Palestina untuk mengungsi dari Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia ke wilayah selatan.

Namun, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza memperingatkan warga agar tak mematuhi perintah Israel. Sebab, perintah Israel dianggap sebagai tipu daya dan kebohongan.

Militer Israel saat ini masih terus melancarkan serangan secara brutal di Jalur Gaza. Agresi Israel itu dilakukan sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.

Imbas serangan Israel, lebih dari 42 ribu rakyat Palestina tewas dengan sebagian besar wanita dan anak-anak. Data itu menurut otoritas kesehatan setempat. Lalu, lebih dari 98 ribu lainnya luka-luka.

Agresi Israel juga membuat memblokade wilayah kantong Palestina. Ulah Israel itu menimbulkan krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya