Kemurkaan Biden kepada Netanyahu Terungkap saat Israel Memaksa Masuk ke Rafah
- thehill.com
Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai "pembohong sialan", setelah pasukan IDF memasuki Rafah.
Biden juga meneriaki perdana menteri tersebut setelah serangan Angkatan Udara Israel menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah. Hal itu berdasarkan buku yang akan segera diterbitkan oleh jurnalis investasi AS, Bob Woodward.
Melansir dari Times of Israel, Kamis, 10 Oktober 2024, hubungan antara kedua pemimpin tersebut makin tegang selama musim semi tahun 2024, menurut CNN, yang telah mendapatkan salinan awal buku tersebut, yang berjudul War.
Menurut kutipan tersebut, selama panggilan telepon pada bulan April, Biden bertanya kepada Netanyahu, "Apa strategi Anda, Bung?"
Netanyahu mengatakan Israel harus masuk ke Rafah, kota perbatasan Gaza-Mesir yang menurut IDF telah menjadi benteng terakhir Hamas di Gaza.
“Bibi (panggilan untuk Netanyahu), kamu tidak punya strategi,” jawab Biden.
Menurut Woodward, Netanyahu tidak peduli tentang Hamas dan hanya peduli pada dirinya sendiri.
Pada bulan Mei, pasukan Israel memasuki Rafah dalam operasi terbatas yang berjalan lebih lancar daripada yang diprediksi AS, dan mendapat respons yang tenang setelah berbulan-bulan Gedung Putih memperingatkan tindakan tersebut.
Hubungan antara Biden dan Netanyahu sangat renggang selama masa jabatan mereka. Meskipun keduanya telah saling kenal selama beberapa dekade, Gedung Putih sangat kritis terhadap perdana menteri yang membentuk koalisi dengan tokoh-tokoh sayap kanan yang suka menghasut pada akhir tahun 2022, dan menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang rencana perombakan peradilan pemerintah pada tahun 2023.
Biden menjadi presiden AS pertama dalam sejarah yang mengunjungi Israel selama masa perang. Dia mendarat di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, dan menyatakan solidaritas yang mendalam dengan negara dan rakyatnya Netanyahu.
Namun, selama setahun terakhir, kedua pemimpin tersebut telah berselisih secara terbuka mengenai penanganan perang oleh Netanyahu dan negosiasi penyanderaan yang sedang berlangsung.