Laporan Terbaru, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Diduga Masih Hidup
- Middle East Eye
Gaza, VIVA – Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar disebut masih hidup dan diam-diam telah menjalin kontak dengan Qatar. Hal itu dilaporkan oleh media Israel, The Jerusalem Post, pada Senin, 7 Oktober 2024.
Perkembangan informasi itu terjadi beberapa hari setelah dilaporkan bahwa Israel sedang menyelidiki kemungkinan tewasnya Sinwar dalam serangan roket yang menghantam sebuah sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Kota Gaza.
Seorang diplomat senior Qatar, secara eksklusif juga membantah pertemuan dengan Sinwar dan mengatakan bahwa laporan itu salah. Menurut diplomat itu, kontak itu terjalin melalui Khalil al-Hayah, seorang tokoh senior Hamas.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa pejabat Qatar sebelumnya juga menyatakan bahwa mereka yakin Sinwar sedang berjalan mengelilingi para sandera sebelum akhirnya tewas.
Melansir dari India Today, Selasa, 8 Oktober 2024, Sinwar diduga tewas dalam serangan Israel pada 21 September di Gaza, karena ia sudah lama tidak melakukan kontak dengan saluran resmi.
Di lain sisi, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan pusat komando Hamas, tetapi otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak termasuk di antara 22 orang yang tewas dalam serangan itu.
Dalam sebuah laporan pada 22 September, Times of Israel mengatakan bahwa para pejabat saat itu juga sedang menyelidiki kemungkinan Sinwar tewas, dan menindaklanjuti informasi intelijen militer, seperti yang dilaporkan oleh jurnalis Israel Ben Caspit.
Yahya Sinwar, dalang di balik serangan 7 Oktober di Israel, memposisikan dirinya sebagai kepala Hamas pada Agustus tahun ini, setelah pendahulunya, Ismail Haniyeh, dibunuh dalam sebuah ledakan di Iran.
Lahir pada tahun 1962, Sinwar adalah anggota awal Hamas, yang dibentuk pada tahun 1987.
Ia memimpin bagian keamanan kelompok militan tersebut, yang berupaya menyingkirkan mata-mata Israel dari organisasi tersebut.
Namun, Ia ditangkap oleh Israel pada akhir tahun 1980-an dan mengakui telah membunuh 12 orang yang diduga kaki tangan, peran yang membuatnya mendapat julukan "Penjagal Khan Younis." Ia akhirnya dijatuhi hukuman empat kali penjara seumur hidup atas kejahatannya, termasuk pembunuhan 2 personel Israel.