250 Ribu Orang Mengungsi dari Lebanon ke Suriah di Tengah Serangan Israel
- Anadolu Ajansi
Lebanon, VIVA – Sekitar 250.000 orang telah melarikan diri dari Lebanon ke Suriah sejak serangan besar-besaran Israel dimulai pada 23 September 2024.
Kepala Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi, mengungkapkan situasi yang mengkhawatirkan ini melalui media sosial.
Dia menyebutkan bahwa di perbatasan Suriah-Lebanon, para pengungsi terus berdatangan, mencari tempat yang lebih aman dari serangan yang semakin intensif.
"Saya berada di perbatasan Suriah-Lebanon, tempat seperempat juta orang telah menyeberang sejak 23 September," kata Filippo Grandi di X, dikutip dari Anadolu Ajansi pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Grandi menjelaskan bahwa banyak orang kehilangan rumah dan harta benda mereka akibat serangan udara Israel. Sejak serangan dimulai, lebih dari 1.200 orang telah tewas, dan lebih dari 3.600 orang lainnya mengalami luka-luka.
Selain itu, lebih dari 1,2 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka karena situasi yang semakin memburuk.
Misi Grandi ke wilayah tersebut bertujuan untuk bertemu dengan pejabat lokal serta warga yang melarikan diri. Dia menegaskan bahwa Bulan Sabit Merah Suriah, PBB, dan organisasi kemanusiaan lainnya sedang bekerja keras untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi.
Bantuan ini sangat penting untuk memastikan mereka mendapatkan perlindungan dan dukungan yang dibutuhkan.
Kondisi di daerah perbatasan sangat sulit. Banyak pengungsi yang tiba dalam keadaan lelah dan bingung. Mereka meninggalkan rumah, keluarga, dan kehidupan yang biasa mereka jalani.
Kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan perawatan medis meningkat dengan cepat. Pihak berwenang dan lembaga internasional sedang berusaha memberikan respons yang cepat dan efektif, namun tantangan yang dihadapi sangat besar.
Sementara itu, ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin meningkat. Serangan Israel tidak hanya terjadi di Lebanon, tetapi juga melibatkan Gaza.
Meski telah ada peringatan dari berbagai pihak tentang potensi perang yang lebih luas, Israel melanjutkan serangannya, bahkan meluncurkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan dampak lebih lanjut terhadap stabilitas kawasan.